Bisnis

Ekspor Mobil ke Vietnam: RI Ungguli Thailand dalam Jumlah, Meski Nilai Lebih Rendah

×

Ekspor Mobil ke Vietnam: RI Ungguli Thailand dalam Jumlah, Meski Nilai Lebih Rendah

Share this article
Ilustrasi, Toyota Avanza - dok.Mobilitas

Hanoi, Mobilitas – Sepanjang periode Januari hingga Agustus 2024, Vietnam mengimpor mobil dalam wujud utuh (CBU) sebanyak 106.627 unit.

Data Bea dan Cukai Vietnam (VGCD) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Senin (23/9/2024) menyebut total impor mobil CBU yang dicatatkan pemerintah Negeri Paman Ho selama periode itu meningkat 22,9 persen dibanding periode sama di tahun 2023.

“Total nilai dari impor mobil CBU tersebut mencapai US$ 2,2 miliar. Nilai tersebut meningkat 7,5 persen dibanding total nilai impor mobil CBU selama Januari – Agustus 2023,” bunyi keterangan data itu.

Fakta data juga berbicara, ternyata 95 persen lebih dari total impor mobil dalam wujud utuh ini berasal dari tiga negara. Ketiganya adalah Indonesia, Thailand, dan Cina.

Tercatat, total jumlah mobil CBU yang diimpor dari Indonesia mencapai 43.810 unit. Total nilainya mencapai US$ 642,24 juta.

Jumlah mobil asal Indonesia itu lebih banyak dibanding dari Thailand yang sebanyak 39.101 unit. Tetapi nilainya lebih kecil alias kalah banyak, karena total nilai impor mobil dari Negeri Gajah Putih itu mencapai US$ 756,64 juta.

Ilustrasi, Suzuki New Carry Pick Up yang juga diekspor ke Vietnam – dok.PT SIS

Ihwal lebih tingginya total nilai impor mobil CBU dari Thailand dibanding dari Indonesia ini, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menyebut hal itu dikarenakan varian model mobil yang berasal dari Thailand merupakan mobil dengan segmen kelas yang lebih tinggi dibanding dari Indonesia.

Menurut Jongkie, soal pengiriman atau ekspor mobil segmen kelas yang lebih rendah atau yang lebih tinggi itu, tidak lepas dari strategi global prinsipal masing-masing merek. Pertimbangannya banyak, salah satunya karena mobil yang diekspor itu diproduksi di dalam negeri suatu negara dengan taingkat kandungan dalam negeri yang tinggi.

“Kemudian bea masuk yang disepakati antara negara pengimpor dengan pengekspor, dan lainnya. Sehingga daya saingnya di pasar yang dituju lebih tinggi,” papar Jongkie saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (23/9/2024).

Sementara itu, negara asal mobil CBU impor terbesar ketiga adalah Cina. Selama Januari – Agustus 2024 itu, Negeri Tirai Bambu itu mengirimkan 19.649 mobil ke Vietnam, dengan total nilai US$ 582 juta. (Anp/Aa)