Jakarta, Mobilitas – Selama dua bulan pertama 2025 itu, total ekspor mobil Thailand ke berbagai negara anjlok 18 persen lebih dibanding jumlah ekspor selama periode sama di tahun lalu.
Data Federasi Industri Thailand (FTI) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Minggu (30/3/2025) menunjukkan pada periode Januari – Februari 2025 itu 143.644 mobil diekspor Thailand. Jumlah ini anjlok 18,1 persen dibanding total ekspor yang dibukukan pada kurun waktu yang sama di tahun 2024.
“Banyak pabrikan yang menghentikan sementara produksi model-model yang selama ini ditujukan untuk pasar ekspor. Kebijakan perdagangan Amerika Serikat telah menyebabkan mitra dagang Thailand mengurangi pembelian mobil bertenaga mesin pembakaran internal (ICE),” ujar Wakil Ketua FTI, Surapong Paisitpatanapong,dalam keterangan data tersebut.
Terlebih, penerapan regulasi yang lebih ketat di beberapa negara untuk mengendalikan emisi karbon dioksida, terutama di sektor transportasi juga berdampak ke ekspor mobil Negeri Gajah Putih ini. Sebab, sebagian besar mobil yang diekspor merupakan ICE.
Namun, meski jeblok, ternyata total ekspor mobil Thailand di dua bulan pertama 2025 itu masih unggul jauh ketimbang jumlah ekspor mobil Indonesia pada kurun waktu yang sama. Padahal, jumlah ekspor yang dibukukan Indonesia itu naik 3,4 persen.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang disitat Mobilitas di Jakarta, Minggu (30/3/2025) memperlihatkan, pada Januari – Februari 2025 itu, total ekspor mobil Indonesia sebanyak 70.212 unit. Jumlah ini naik 3,4 persen banding total ekspor pada periode sama tahun 2024 yang masih sebanyak 67.910 unit.
“Thailand lebih banyak ekspor karena jumlah merek yang berproduksi dan berorientasi ekspor di negara itu lebih banyak daripada di Indonesia. Dan sebagian besar merek yang ada di sana memng ditugaskan oleh prinsipalnya untuk ekspor. Karena kebijakan untuk ekspor itu ditentukam oleh prinsipal sesuai strategi global mereka,” papar Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Minggu (30/3/2025).
Meski, pemilihan suatu negara sebagai basis produksi dan basis ekspor tentu didasari pertimbangan tersendiri seperti kemudahan izin, stimulus yang diberikan negara, sumberdaya manusia maupun bahan baku, dan lainnya. Dan itu tidak ditentukan jumlah penduduk.
“Contohnya, Indonesia punya 280 juta penduduk dan Thailand hanya 70-an juta jiwa. Tapi, mengapa Thailand yang dipilih, karena ada kemudahan dan keunggulan lain di sana jika memproduksi dan mengekspor dari sana,” tandas Jongkie. (Din/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id