Singapura, Mobilitas – Perpindahan pengguna mobil konvensional ke mobil listrik di Singapura terus terjadi, sehingga pangsa pasar mobil setrum mureni (listrik baterai/BEV) di negara kota itu kini mencapai 18,3 persen.
Keterangan resmi Otoritas Transportasi Darat (LTA) Singapura yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (20/6/2024) menyebut semakin banyaknya pabrikan atau merek yang menawarkan mobil listrik di negara itu turut memberi andil pada pembelian mobil setrum.
Terlebih, merek-merek baru tersebut menyuguhkan teknologi dan gaya desain yang tidak kalah dengan mobil dari merek-merek besar baik dari Jepang, Eropa, maupun Korea.
Kedua, insentif yang diberikan oleh pemerintah mulai dari pembelian hingga pajak jalan bagi mobil setrum telah memantik minat masyarakat. Ketiga, kampanye yang intensif tentang pentingnya kondisi lingkungan dari bahaya polusi karbon dari proses pembakaran di mesin kendaraan juga telah dipahami dan diikuti masyarakat.
“Sehingga, tren pembelian mobil listrik terus terjadi. Meski, secara total penjualan mobil non listrik penuh (BEV) juga masih terus bertumbuh,” bunyi keterangan LTA.
Data LTA yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (20/6/2024) menunjukkan selama Januari – Mei 2024, total jumlah mobil yang terjual di negara berpenduduk 5,96 juta jiwa itu mencapai 14.802 unit. Jumlah ini melonjak 35,9 persen dibanding total angka penjualan mobil yang tercetak di negara itu pada Januari – Mei 2023.
Fakta berbicara, salah satu merek mobil listrik yang diburu warga negara berpendapatan per perkapita US$ 81.714 ini adalah Tesla. Mobil listrik besutan Tesla Inc itu laku sebanyak 661 unit selama lima bulan pertama 2024 tersebut.
Total penjualan Tesla di Januari – Mei 2024 itu meroket hingga 133,6 persen dibanding jumlah penjualan yang dibukukannya pada periode sama di tahun 2023. Selama bulan Mei saja, mobil setrum murni buatan pabrikan pimpinan Elon Musk itu laku sebanyak 208 unit, meroket 131,1 persen dibanding bulan Mei 2023.
Analis dari lembaga riset Asia Market Watch, Simon Wong, menyebut Tesla banyak digemari warga Singapura dari kalangan menengah atas. Citra merek, teknologi, serta harga yang bersaingan menjadi pertimbangan utama mereka saat membelinya. (Din/Aa)