Fisker Bangkrut Gegara Keuangan Menciut, Cita-cita Saingi Tesla Sirna Seketika

Ilustrasi, Fisker - dok.Istimewa via The

California, Mobilitas – Perusahaan rintisan otomotif – Fisker Inc – yang didirikan desainer otomotif Henrik Fisker ini kesulitan dana tunai setelah “membakar uang” untuk mempercepat produksi SUV listrik Ocean yang dijajakan di Amerika Serikat dan Eropa.

Laporan Reuters dan Financial Times yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (20/6/2024) menyebut anak perusahaan Fisker Group Inc ini telah mengajukan kebangkrutan ke pengadilan Delaware, Amerika Serikat, pada SEnin (17/6/2024). Hal itu sesuai dengan Undang-undang Perlindungan Kebangkrutan Bab 11.

“Dengan pengajuan perlindungan kebangkrutan itu, Fisker berharap bisa menjual aset-aset yang dimiliki,” tulis The Financial Times.

Dari dokumen pengajuan kebangkrutan ke pengadilan diketahui, fisker memiliki aset senilai US$ 500 juta – US$ 1 miliar. Sementara kewajiban yang dimiliki perusahaan mencapai US$ 100 juta – US$ 500 juta, dan permohonan kebangkrutan itu Fisker menyebut ada 200 hingga 999 kreditor yang terlibat.

“Seperti pabrikan kendaraan listrik lain (yang juga mengalami masalah keuangan), kami menghadapi berbagai tantangan pasar dan makro ekonomi yang berimbas pada kemampuan kami dalam beroperasi secara efisien,” bunyi keterangan Fisker yang dikutip Reuters.

SUV listrik Fisker Ocean – dok.Istimewa via Fisker Inc

Sejatinya, Fisker telah merasakan beratnya masalah keuangan yang dihadapi pada bulan Februari 2024. Akses ke lembaga penyedia modal yang semakin sulit di tengah suku bunga yang tinggi plus biaya pemasaran dan distribusi yang melambung, telah menggerus cadangan dana tunai perusahaan.

Terlebih, permintaan mobil listrik global sejak awal tahun juga terus melambat. Pada waktu itu, disebut-sebut Fisker telah melakukan pembicaraan dengan Nissan Motor untuk membahas kemungkinan suntikan modal dari pabrikan Jepang tersebut, namun gagal.

Walhasil, Fisker pun menempuh jalan terakhir yakni mengajukan permohonan perlindungan kebangkrutan dan menjual asetnya demi menyelesaikan kewajiban kepada kreditornya. Meski, tragedi seperti ini bukan hanya dialami oleh Fisker saja.

Sebelumnya ada beberapa pabrikan rintisan (startup) mobil listrik yang mengalami nasib serupa. Mereka adalah Proterra, Lordstown, Electric Last Mile Solutions, dan Charge Enterprises.

Tetapi, yang pasti, kini cita-cita Fisker untuk bersaing dengan Tesla pun sirna seketika. (Yus/Aa)