Gawat, Volkswagen Group Berniat Tutup Pabrik di Jerman Karena Alasan Ini

Logo VW di grill mobil - dok.Volks Affair

Munich, Mobilitas – Volkswagen (VW) bahkan menyatakan sejumlah merek mobil yang berada di payung Grup VW kini juga perlu menjalani restrukturisasi menyeluruh.

Laporan CNBC International dan The Guardian yang disitat Mobilitas di Jakarta, Rabu (4/9/2024) dalam keterangan resmi Chief Executive Officer (CEO) Volkswagen Group, Oliver Blume, mengatakan industri otomotif di Eropa saat ini berada dalam situasi dan kondisi yang sulit. Sehingga, lanjut Blume, perlu tindakan yang serius.

Salah satu langkah dan tindakan yang perlu dilakukan demi mempersiapkan masa depan dan kelangsungan perusahaan adalah efisiensi. Termasuk kemungkinan menutup pabrik di Jerman.

“Kondisi ekonomi yang semakin sulit, dan pesaing baru yang memasuki pasar Eropa, menjadi lokasi produksi khususnya Jerman semakin tertinggal dalam hal daya saing,” tandas Blume.

Pernyataan serupa dilontarkan CEO merek Volkswagen, Thomas Schafer. Dia bahkan menyebut, kondisi saat ini sangat menegangkan, dan tidak dapat diselesaikan dengan hanya sekadar melakukan pemangkasan anggaran secara sederhana.

Ilustrasi, VW ID.Buzz di GIIAS 2024 – dok.Mobilitas

“Oleh karena itu kami ingin mulai berdiskusi dengan perwakilan pekerja sesegera mungkin. Itu dalam rangka mencari berbagai kemungkinan untuk merestrukturisasi merek yang masih memiliki ketahanan untuk berkelanjutan,” tandas Schafer.

Bahkan dia menyebut perusahaan merasa perlu untuk mengakhiri perjanjian perlindungan pekerja yang diteken pada tahun 1994. Namun, rencana ini ditentang oleh serikat industri Jerman, IG Metall dan Dewan Pekerja Volkswagen.

“Dewan Direksi VW membuat rencana yang tidak bertanggung jawab, yang justeru akan menggoyang fondasi Volkswagen. Bahkan menjadi ancaman besar bagi lapangan kerja maupun industri secara umum,” ungkap Manajer IG Metall, Thorsten Groger.

Sementara, Ketua Dewan Pekerja VW, Daniela Cavallo menyatakan pihaknya akan melakukan perlawanan. Dewan Pekerja, kata dia, akan menentang pelaksanaan rencana tersebut.

Ilustrasi, salah satu mobil besutan sub-merek Volkswagen yakni Audi Q3 Sportback – dok.Mobilitas

Sekadar informasi, kinerja penjualan merek VW maupun merek-merek yang berada di bawahnya, di Jerman masih baik-baik saja. Data Otoritas Transportasi Federal (KBA) Jerman yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (4/9/2024) memperlihatkan selama Januari – Juli masih menjual 330.608 mobil, naik 8,97 persen dibanding periode sama di tahun lalu.

Sedangkan sub-mereknya, Porsche menjual 23.957 unit (naik 12,3 persen), Skoda menjual 123.147 unit (naik 26,8 persen), SEAT melego 59.089 mobil (naik 48,6 persen), Cupra 28.123 unit (naik 13,2 persen), dan Lamborghini 821 unit (naik 31,2 persen).

Namun, sub-merek andalannya yakni Audi yang bercokol di urutan kelima merek terlaris menjual 123.601 unit, anjlok 15,1 persen. (Tan/Aa)