Beijing, Mobilitas – Sepanjang Januari hingga Juli 2024, Changan membukukan merosotnya penjualan mobil dari pabrik ke dealer (wholesales) maupun dari dealer ke konsumen (penjualan ritel).
Data Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) yang dihimpun dari laporan semua pabrikan dan dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (4/9/2024) menunjukkan sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini, Changan (pabrikan mobil milik negara yang berkantor di Chongqing, Republik Rakyat Cina) itu meraup angka wholesales sebanyak 445.533 unit.
Jumlah ini anjlok hingga 21,45 persen dibanding jumlah wholesales pada periode sama di tahun 202.
Sementara, total angka penjualan ritel yang diserok pabrikan mobil terbesar keempat di Cina pada periode Januari – Juli 2024 itu sebanyak 381.390 unit. Jumlah itu anjlok 28,3 persen dibanding total angka penjualan ritel yang berhasil dikemasnya pada tujuh bulan pertama 2023.
Kini, Changan Motors diketahui tengah gencar menggedor pasar kawasan regional Asia Tenggara (ASEAN). Seperti dilaporkan Xinhua, belum lama ini, pada 26 Oktober 202 lalu, Changan telah meneken pembelian lahan di kawasan industri milik WHA Group Thailand.
Di lahan seluas 40 hektare yang berlokasi di Rayong, Thailand wilayah timur itu dengan investasi senilai ,6 miliar Baht Changan membangun pabrik mobil listrik. Pabrikan tersebut dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2025 dengan kapasitas produksi 10.000 unit per tahun.
Mobil setrum hasil produksi pabrik itu tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar Thailand dan negara-negara di kawasan ASEAN saja, tetapi juga diekspor ke Australia, Selandia Baru, bahkan ke Inggris. (Swe/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id