Hanoi, Mobilitas – VinFast mengumumkan penarikan (recall) terhadap 5.912 mobil listrik buatannya yang diproduksi dan dijual di dalam negeri Vietnam.
Pengumuman Vietnam Register (sebuah lembaga yang beradadi bawah naungan Kementerian Perhubungan Vietnam) belum lama ini dan dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (27/3/2024) menyebut ribuan unit mobil setrum merek lokal Vietnam itu ditarik (recall) karena adanya masalah pada lampu depan.
“Hasil pengujian yang dilakukan terbukti adanya masalah pada lampu depan dan indikator pada mobil ketika lampu tersebut difungsikan dalam mode otomotis. Hal ini menyebabkan potensi bahaya bagi pengemudi maupun pengguna kendaraan lain di jalan,” bunyi keterangan lembaga itu.
Namun, dipastikan, mobil yang mengalami masalah hanya satu yakni VinFast VF5 Plus dan sampai saat ini tidak ditemukan adanya kecelakaan akibat permasalahan itu. Mobil yang di-recall adalah model yang diproduksi pada Maret dan Desember 2023.
Laporan AFP menyebut kasus recall ribuan mobil produksinya ini menjadi poukulan baru bagi pabrikan yang didirikan Pham Nat Vuong itu. Sebelumnya di tahun 2023, pabrikan yang sahamnya terdaftar di bursa saham Nasdaq, New York, Amerika Serikat itu gagal mencapai target penjualan.
“VinFast menargetkan penjualan sebanyak 50.000 unit di tahun 2023. Namun, penjualan mobil merek ini ternyata hanya sebanyak 35.000 unit, dan sebagian besar dibeli oleh perusahaan jasa angkutan yang terafiliasi dengan grup (VinFast Group,” tulis Reuters.
Sekadar informasi, VinFast saat ini juga tengah dalam proses mengucurkan investasi di Indonesia untuk membangun pabrik. Investasi senilai US$ 1,2 miliar (atau sekitar Rp 18,7 triliun) itu bakal digelonotorkan secara bertahap.
Cihef Executive Officer VinFast Indonesia, Tran Quoc Huy, di Jakarta, 16 Februari 2024 lalu mengatakan pada tahap awal, investasi akan diwujudkan dengan pembangunan pabrik berkapasitas produksi 50.000 unit kendaraan listrik per tahun.
“VinFast percaya telah membuat langkah yang tepat dengan masuk ke pasar kendaraan listrik Indonesia yang tengah berkembang,” papar Huy. (Din/Nis/Aa)