Tokyo, Mobilitas – Penurunan laba operasi ini anjlok dibanding kuartal sebelumnya.
Seperti dilaporkan Reuters, Kamis (27/10/2022) Hino menyebut laba operasi selama kuartal ketiga ( Juli – September) tahun ini hanya US$ 12,3 miliar. Sementara pada kuartal sebelumnya (Mei – Juni) masih sebesar US$ 15,6 miliar.
“Hino Motors mengatakan pada hari Kamis bahwa laba kuartalannya turun 21%, setelah dilanda skandal data mesin yang melumpuhkan berbagai produksi kendaraannya,” tulis kantor berita asal Inggris tersebut.
Sebelumnya, The Japan Times melaporkan, Hino dalam laporannya kepada Kementerian Transportasi Jepang, pada Maret lalu, mengakui telah melakukan pemalsuan data emisi truk ringan dan bus buatannya. Bahkan, praktik seperti itu telah ber;langsung sejak tahun 2003.
Sejak itu pula, Hino menghentikan pengiriman truk dan bus yang menggunakan mesin tersebut. Bahkan, Kementerian Transportasi Negeri Sakura itu meminta Hino menarik 20.900 unit lebih kendaraan yang terkait dengan masalah itu di Jepang.
Pabrikan menghentikan penjualan truk ringan Hino Dutro bermesin diesel N04C. Bahkan menyusul terkuaknya kasus tersebut, pada 7 Oktober lalu, empat eksekutif Hino mengundurkan diri dari jabatannya.
Dampak lain dari kasus ini adalah, merosotnya penjualan di Jepang. Data di Asosiasi Diler Mobil Jepang (JADA) dan Asosiasi Produsen Mobil Jepang (JAMA) yang dikutip Mobilitas, Kamis (27/10/2022) menunjukkan, sepanjang Januari – September tahun ini, penjualan Hino di negerinya ambrol 23,7% dibanding periode sama di tahun lalu.
Total penjualan selama sembilan bulan pertama itu hanya 34.998 unit. Selama bulan September saja total penjualan yang diraupnya 3.559 unit, ambrol 39,9% dibanding September 2021. (Swe/Aa)