Shenzhen, Mobilitas – Selama sembilan bulan pertama itu, porsi penjualan mobil elektrifikasi jenis plug-in hybrid (PHEV) dan listrik baterai (BEV) seimbang.
Data Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) dan Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Rabu (4/10/2023) menunjukkan pada periode Januari hingga September tahun ini jumlah mobil elektrifikasi (NEV) BYD yang terjual mencapai 2.079.638 unit. Total penjualan mobil berteknologi sumber tenaga dari setrum itu 77,3 persen.
Dari jumlah itu, sebanyak 1.048.413 unit merupakan mobil listrik murni alias mobil listrik baterai (BEV) dan 1.021.842 unit merupakan PHEV. Menariknya, total penjualan BEV itu meroket 80,1 persen dibanding sembilan pertama 2022. Sedangkan penjualan PHEV melejit 72,3 persen dibanding Januari – September 2022.
Kedua asosiasi itu menyebut sebagian besar mobil-mobil itu dijual di dalam negeri Cina. Maklum, dengan jumlah penduduk yang mencapai 1,423 miliar jiwa, Cina menjadi pasar mobil terbesar di dunia.
Kendati begitu, BYD juga mengekspor mobil elektrifikasi buatannya ke sejumlah negara. Dan selama sembilan pertama 2023 itu, jumlah mobil elektrifikasi – terdiri dari BEV dan PHEV – BYD yang terjual di luar negeri mencapai 145.529 unit, meningkat hingga 5,4 kali lipat.
Total penjualan mobil elektrifikasi sebanyak itu bisa dibukukan BYD, karena pabrikan yang didirikan oleh Wang Chuanfu dan berkantor di Shenzhen, Cina, ini memproduksinya sebanyak 2.112.735 unit. Jumlah ini melonjak 77,3 persen dibanding jumlah produksi yang dicapai selama sembilan bulan pertama 2022. (Din/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id