Jakarta, Mobilitas – Seringkali ibu-ibu yang tengah hamil (Bumil) terpaksa harus menyetir mobil sendiri karena ada kebutuhan dan keperluan yang sangat mendesak, sementara di rumah tak ada orang lain yang mengantarkannya.
Sejatinya, wanita yang tengah mengandung tak dilarang untuk menyetir mobil asal memperhatikan keamanan agar merek dan janin yang tengah dikandungnya aman.
“Faktor utama yang harus diperhatikan adalah aspek keamanan bagi kehamilannya. Sebab, menyetir mobil saat hamil memiliki banyak risiko, baik untuk ibu maupun janin yang dikandungnya. Terutama di dua fase, yakni di saat pekan atau bulan-bulan pertama kehadilam, dan fase di bulan-bulan terakhir atau di saat kehamilan sudah membesar,” papar dokter yang juga penggiat keselamatan berkendara di Surabaya dan sekitarnya, C. Nugraheni, saat dihubungi, Jumat (21/5/2021).
Perempuan yang akrab disapa dengan Ninuk itu kemudian memberi tips bagi wanita hamil yang ingin tetap menyetir mobil, meski tidak saban hari atau setiap saat mengemdikan mobilnya. Berikut beberapa hal yang disarankan Ninuk untuk diperhatikan dan dijalankan:
Pertama, perhatikan posisi menyetir. Jangan menyetir dengan posisi tubuh yang terlalu maju mendekat ke lingkar kemudi atau setir mobil. Aturlah posisi setir dengan jarak yang benar-benar aman dan nyaman.
Sebagai patokan, jarak antara setir mobil dengan tubuh pengemudi yang ideal adalah paling tidak sekitar 25 centimeter. Posisi setir sebaiknya mengarah ke dada, bukan perut.
Kini pengaturan setir di mobil-mobil modern sangat mudah karena ada fitur tilt steering yangdimana pengaturan posisi setir bisa dilakukan secara elektronis. “Posisi setir ini hal pertama yang wajib diperhatikan,” ujar Ninuk.
Kedua, pakai pakaian yang longgar agar rileks. Sebaiknya menghindari penggunaan pakaian ketat seperti kaos atau celanan yang terlalu ketat. Pakaialah pakaian yang lebih longgar agar lebih leluasa bergerak.
Selain itu, dengan pakaian yang lebih longgar, peredaran darah juga tidak terganggu. “Sebaiknya punggu juga diganjal bantal sehingga posisi duduk nyaman dan rileks,” ucap Ninuk.
Ketiga, perhatikan penggunaan sabuk pengaman. Posisikan selempang sabuk pengaman bagian atas melewati tulang selangka, tengah dada, dan samping perut.
Sedangkan selempang bagian bawah, tempatkan di bawah perut atau di paha bagian atas. “Jangan menempatkannya di bagian perut. Sebab, cara itu menjadikan perut tertekan, dan menjadikan janin juga tertekan,” saran perempuan 39 tahun ini.
Keempat, perhatikan jarak dan waktu perjalanan. Jangan menyetir untuk jarak yang jauh. Tetapi jika terpaksa, pastikan untuk beristirahat saban perjalanan telah mencapai waktu selama 1 jam hingga 1,5 jam, karena duduk terlalu lama akan menimbulkan gangguan pada kesehatan ibu hamil.
Sebaiknya berjalan-jalan untuk merenggangkan otot dan peredaran darah. Lakukan relaksasi dengan berjalan-jalan di sekitar area parkir mobil setidaknya 3 menit – 5 menit.
Kemudian putar-putar pergelangan kaki. Lipat lengan – kanan dan kiri secara bergantian – lalu tarik ke arah atas untuk perenggangan otot, dan sirkulasi darah juga lancar.
Kelima, jangan menyetir jika kehamilan sudah menginjak usia tujuh bulan lebih. Sebab, selain dikhawatirkan terjadi benturan pada perut yang bisa berakibat fatal pada janin, juga akan kesulitan keluar masuk ke ruang kemudi mobil. (Swe/Aa)