Jakarta, Mobilitas – Pergantian musim kering ke musim hujan dan sebaliknya di Indonesia saat ini sulit dipastikan kapan waktunya, tetapi yang pasti di bulan Mei ini tetiba hujan kerap datang.
Bagi Anda yang sering bepergian menggunakan mobil, satu hal yang patut diwaspadai dan dipikirkan adalah kemungkinan terjadinya fenomena aquaplaning di saat Anda melintasi jalanan yang penuh air.
“Aquaplaning adalah kondisi terjadinya lapisan air yang berada di antara ban mobil dengan permukaan jalan, begini genangan air hujan atau air lainnya meluap di jalan,” ujar Instruktur Safety Driving Java Dipa Adventures, Poengki Eko Haryanto, saat dihubungi dari Jakarta, Senin (31/5/2021).
Pada saat seperti itu, pengemudi bisa kehilangan kontrol atas kendaraannya. Pasalnya, cengkeraman ban atas permukaan lintasan atau jalan melemah katrena ban terangkat oleh air.
Bahkan, ketika dilakukan pengereman pun mobil akan mengalami kesulitan.
Jika pengemudi salah mengambil tindakan, tidak tertutup kemungkinan mobil akan mengalam I selip dan bahkan terpelanting. Akibatnya pun fatal.
“Oleh karena itu, jika mengalami kondisi seperyi itu tindakan pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang. Tidak melakukan tindkan-tindakan spontan,” kata Poengki.
Empat hal yang perlu dilakukan
Ada empat hal atau sikap yang haruis dilakukan oleh pengemudi ketika aquaplaning terjadi. Pertama, tetap tenang dan konsentrasi terhadap situasi di jalan dan kondisi mobil.
“Banyak kita temui pengemudi yang panik ketika merasakan traksi mobilnya tiba-tiba berkurang atau hilang. Mereka dengan cepa, baik karena gerakan refeleks atau sengaja menginjak pedal rem, lalu memutar roda kemudi atau setir. Padahal ini bisa berbahaya, apalagi kalau permukaan jalannya licin. Karena itu, tetaplah tenang dan jangan melakukan gerakan spontan,” jelas Poengki.
Kedua, jangan menginjak pedal gas maupun pedal rem. Lepas injakan kaki Anda atas pedal gas maupun pedal rem secara perlahan-jalan.
Ketiga, jangan memutar roda kemudi atau setir secara tiba-tiba. Padtikan posisi setir dalam kondisi roda tetap lurus searah dengan jalan.
Keempat, rasakan apakah roda sudah terasa mulai menyetuh permukaan jalan dengan kuat. Jika tanda-tanda itu mulai terasa, maka Anda boleh menginjak pedal rem, secara perlahan untuk mengurangi laju mobil.
“Jika mobil sudah benar-benar aman dikendalikan, traksi ban benar-benar sudah terasa maka pengemudi bisa mulai sercara perlhan menginjak pedal gas. Tuju ke lintasa yang genangan airnya sedikit,” saran Poengki.
Selain keempat hal itu, antisipasi terhadap kondisi seperti dengan menyiapkan mobil menghadapi fenomena aquaplaning tak kalah penting dilakukan. Caranya, dengan memeriksa dan memastikan tingkat kedalaman ukiran ban masih cukup tebal.
Selain itu pastikan fungsi rem benar-benar maksimal. “Dan yang pasti, kurangi kecepatan laju mobil ketika memasuki lintasan dengan banyak genangan air,” imbuh Poengki. (Has/Aa)