Tangerang, Mobilitas – Unsur-unsur di kotoran hewan yang masuk dalam keluarga unggas tersebut memiliki unsur destruktif terhadap komponen cat mobil.
Sementara, mobil terkena kotoran burung bisa terjadi kapan saja saat parkir di area yang terdapat pepohonan dimana burung-burung biasa hinggap.
“Selama ini, konsumen kami yang melakukan perawatan atau perbaikan cat dengan cara poles mengaku telat melakukan pembersihan dengan cara mencuci mobil karena memang tidak tahu atau tidak menyadari adanya kotoran burung tersebut,” papar pemilik DeBandar Body Paint & Repair, Solihin, saat ditemui Mobilitas, di Legok, Tangerang, Selasa (10/10/2023).
Padahal, lanjut Solihin, di dalam kotoran burung terdapat asam sulfat dengan kadar yang cukup tinggi. Zat ini bersifat dekonstruktif terhadap komponen-komponen cat, sehingga mengikis lapisan cat pada permukaan bodi atau eksterior mobil yang terkena kotoran burung tersebut.
“Reaksi asam sulfat dengan unsur-unsur zat yang ada di cat itu semakin cepat, manakala suhu udara juga tinggi atau panas. Sehingga, dalam hitungan zat proses pengikisan unsur-unsur cat akan terjadi. Ini menyebabkan cat kusam dan seperti belang di area sekitar titik bodi mobil yang terkena kotoran,” papar Solihin.
Kekusaman permukaan cat semakin menjadi jika dalam waktu dua hari bagian yang terkena kotoran burung itu tidak dicuci. Karena asam sulfat menyusup ke vernis cat dan menyebabkan unsur-unsur vernis itu bereaksi dan terurai.
Kondisi semakin parah dan menghasilkan lapisan cat pudar yang permanen karena pada kotoran burung itu semakin parah karena pada kotoran burung juga terdapat klorin, fosfat, serta karbonat. Zat-zat ini, juga tidak kalah kuatnya dalam mengurai molekul-molekul cat, sehingga cat pun bukan hanya sekadar berubah warna tetapi juga tingkat kerapatan dan komposisi molekulnya.
“Jika hal itu terjadi, maka mau tidak mau harus dilakukan pengecatan ulang di bengkel body painting. Oleh karena itu, jika tidak ingin hal itu terjadi, sebaiknya segera mencuci mobil begitu tahu ada kotoran burung yang menempel,” tandas Solihin. (Avt/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id