Tips

Ini Cara Merawat Mesin Mobil Diesel yang Pakai B35

×

Ini Cara Merawat Mesin Mobil Diesel yang Pakai B35

Share this article
Ilustrasi mesin diesel Hino Motor - dok.Hino Global

Jakarta, Mobilitas – Semakin tinggi campuran bahan bio-nabati (yakni 35%), maka potensi munculnya uap air di tangki juga semakin besar.

Seperti diungkap pakar konversi energi  dari Fakultas Teknik Institut Teknologi Banfung (ITB), Tri Yuswidjajanto, bahan bio-nabati yakni Fatty Acid Methyl Ester (FAME) memiliki karakteristik menyerap air.

“Dan uap air di tangkgi kendaraan pengguna biodiesel B35 ini bisa muncul karena terjadinya kondensasi udara, yang terjadi karena reaksi antara udara (oksigen) dengan bahan bakar,” papar dia saat dihubungi Mobilitas dari Jakarta, Kamis (2/1/2023).

Sehingga, lanjut Tri, ketika volume bahan bakar di dalam tangki tidak penuh, maka kemungkinan munculnya air semakin besar. Sebab, saat volume  bahan bakar itu berkurang maka ruang yang tidak ditempati bahan bakar ditempati oleh udara (oksigen), sehingga kondensasi yang terjadi pun semakin besar,” papar dia.

Sementara, dengan semakin besarnya kandungan FAME dan tingginya volume air dari hasil kondensasi menyebabkan mikroba juga tumbuh semakin subur. Paduan antara air dan mikroba inilah yang kemudian menjadikan terjadinya endapan atau gel yang lebih cepat.

Ilustrasi, Biosolar – dok.Istimewa

Oleh karena itu, bagi pemilik mobil bermesin diesel yang menggunakan bahan bakar biodiesel atau biosolar B35 ini, Tri menyarankan agar memperpendek interbal pembersihan filter bahan bakar. Begitu pula dengan interval masa penggantian komponen itu.

“Misalnya, proses pembersihan itu bisa dilakukan setiap mobil telah berjalan 20.000 kilometer sekali,” kata Tri.

Selain itu, mesin mobil juga harus rutin dinyalakan. Sehingga, proses pembentukan gel tidak cepat terjadi. “Dan upayakan, volume bahan bakar di tangki tidak kosong atau ada rongga di dalamnya yang memungkinkan volume udara semakin banyak,” papar Tri.

Dan yang tidak kalah penting adalah melakukan pengurasan tangki bahan bakar. Ini perlu dilakukan setiap mobil telah berjalan hingga 80.000 kilometer. (Jrr/Aa)