Tangerang, Mobilitas – Kepakeman sistem pengereman mobil menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang keamanan berkendara dengan mobil. Bisa dibayangkan, apa jadinya jika perangkat pengereman kendaraan itu tak pakem kala mobil yang melaju kencang ingin mengurangi kecepatan karena berbagai alasan.
Karena itulah memperhatikan, merawat, sekaligus memperbaiki atau kalau perlu mengganti jika komponen-komponen sistem pengereman itu aus, harus dilakukan oleh pemilik mobil.
“Tetapi, sayangnya, banyak sekali pemilik mobil yang lalai melakukannya. Ada beberapa penyebab. Pertama mereka enggak ngeh atau enggak paham kalau komponen-komponen rem mobil mereka sudah bermasalah. Kedua dan ketiga, malas dan lupa. Ini realitas yang ada di masyarakat kita,” ujar Mekanik Senior bengkel Bandar Pelumas Motor, Cipondoh, Tangerang, Muhamad Fajrin, saat ditemui Kamis (27/5/2021).
Meskipun komponen-komponen itu belum aus, perawatan tetap saja harus dilakukan. Minimal dibersihkan agar kinerja dari komponen-komponen itu ketika proses pengereman dilakukan juga optimal.
“Kalau bicara komponen yang harus dirawat secara rutin adalah cakram dan kampas rem. Selin komponen penunjang lain seperti minyak rem yang harus dijaga volume dan kualitasnya. Mengapa cakram dan kampas? Karena keduanya paling rentan kotor, dan kalau kotor kinerjanya terganggu, rem pun tidak pakem,” jelas Fajrin.
Penyebab kotor
Pirangan cakram rem mobil yang posisinya berada di roda tentu paling sering terkena berbagai partikel kotoran, mulai dari eebu, lumpur, atau unsur-unsur yang lain. Begitu pula dengan kampas rem.
Dari sekian banyak kotoran yang ada, tak sedikit yang memiliki daya lengket – terutama yang mengandung unsur kimia tertentu – dan tak mudah lepas jika telah menempel di cakram maupun kampas. Terlebih, dua komponen ini sistem kerjanya dalam proses pengereman bergesekan, sehingga saat bekerja menjalankan fungsinya itu menimbulkan debu atau kotoran.
Ada kemungkinan partikel-partikel itu juga sulit untuk hilang begitu saja. Terlebih jika telah bercampur dengan partikel kotoran lainnya plus cairan – baik air hujan, air limbah, dan cairan jenis lainnya – yang menyiprat dan menempel ketika mobil melindasnya.
“Untuk itu, sangat disarankan membersihkan cakram dan kampas ini paling maksimal setelah mobil menempuh perjalan sejauh 10.000 kilometer. Karena dengan jarak sejauh itu, sudah banyak kotoran yang menumpuk,” saran Fajrin.
Cara pembersihannya bisa dengan menyemprotkan cairan pembersih rem yang banyak dijual di toko-toko perlengkapan mobil. Tetapi dia merekomendasikan agar sistem pengereman dibongkar di bengekl untuk proses pembersihkan.
Selain pengerjaan yang lebih detil sehingga kotoran benar-benar dibersihkan, pembersihan dengan cara dibongkar seperti itu bisa mengetahui kondisi yang nyata dari cakram maupun kampas.
“Karena cakram bisa saja sudah menipis. Begitu juga dengan kampas, sehingga harus diganti. Ini demi keamanan dan keselamatan kita berkendara,” imbuh Fajrin. (Jrr/Aa)