Ilustrasi, baterai mobil listrik - dok.Istimewa via Wich Car

Ini Penyebab Banyak Pabrikan Mobil Listrik Beralih dari Baterai Nikel ke LFP

Arif Arianto
2 Min Read

Jakarta, Mobilitas – Tidak hanya Tesla Inc saja yang mulai beralih menggunakan baterai Lithium Ferro Phospate (LFP) untuk sebagian model mobil buatannya, tetapi juga beberapa pabrikan lain.

Laporan The Green Journal dan Asia Times yang dirilis belum lama ini, dan dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (24/1/2024) menyebut sejak tahun 2021 hampir setengah dari mobil listrik yang diproduksi Tesla telah menggunakan baterai LFP. Bahkan, disebutkan bos Tesla Inc, Elon Musk pada Agustus 2023 lalu mengaku akan menggunakan baterai LFP itu untuk mobil listrik kelas entry level seperti Model Y dan Model 3 .

Pabrikan lainnya yang dikabarkan menggunakan baterai LFP untuk produknya adalah Ford untuk model Mustang Match-E pada kahir 2023 kemarin. Bahkan baterai LFP juga bakal dijadikan opsi untuk model pick-up listrik Ford F-150 Lightning.

Selain dua pabrikan asal Amerika Serikat itu, beberapa pabrikan asal Republik Rakyat Cina disebut-sebut juga telah menggunakan baterai untuk sebagian produknya. Mereka antara lain Build Your Dreams (BYD) dan Nio.

Ilustrasi, pengecasan baterai mobil listrik – dok.Istimewa

Lantas sebenarnya apa keunggulan baterai LFP dibanding baterai nikel alias Nickel Manganese Cobalt (NMC)? Menurut Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa,ebenarnya masing-masing memiliki keunggulan khasnya.

“Tetapi kalau bicara soal harga jual mobil yang menggunakannya, tentu LFP akan menjadikan harga mobil lebih terjangkau. Mengapa? Karena baterai LFP yang tanpa menggunakan bahan baku nikel harganya lebih murah. Sebab, nikel itu harganya lebih mahal dibanding besi atau ferro,” ungkap dia saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Rabu (24/1/2024).

Selain itu, lanjut Fabby, dari sisi ketahanan, baterai LFP lebih awet atau memiliki siklus hidup yang lebih lama. Bahkan lebih aman.

Dengan keunggulan itu, kini penggunaan baterai LFP di dunia industri otomotif khususnya kendaraan listrik terus meningkat. “Kalau sekarang, porsi penggunaan LFP di industri atau pasar mobil listrik itu masih 40 persen, dan 60 persen baterai nikel atau NMC. Tetapi sejumlah lembaga riset memprediksi di tahun 2030, posisinya akan terbalik dimana LFP lebih dominan,” tandas Fabby. (Wes/Aa)

 

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id

Share This Article