Jakarta, Mobilitas – Kondisi lalu-lintas saat arus mudik maupun balik Lebaran tahun 2022 ini diperkirakan jauh lebih padat. Kepolisian RI memperkirakan arus mudik lebaran terjadi pada tanggal 29 – 30 April dan arus balik diprediksi terjadi pada 7 – 8 Mei.
Sementara, hasil survei paling akhir ( 22 – 31 Maret 2022) yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemnterian Perhubungan menunjukkan sebanyak 85,5 juta orang menyatakan akan melakukan perjalanan mudik Lebaran. Dari jumlah itu, sebanyak 39,8 juta orang akan menggunakan kendaraan pribadi, yakni dengan mobil pribadi 22,9 juta orang dan motor 16,9 juta orang.
Dari jumlah orang yang menyatakan akan mudik itu, 14 juta orang lebih di antaranya berasal dari kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
“Artinya, jumlah pemudik dengan menggunakan kendaraan pribadi akan lebih banyak. Sehingga, kepadatan lalu-lintas diperkirakan juga tinggi, sehingga perlu dilakukan antisipasi melalui rekayasa manajemen arus lalu-lintas,” ungkap Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, saat dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Sabtu (16/4/2022).
Terkait dengan kepadatan arus lalu-lintas, Korps Lalu-lintas (Korlantas) Polri memperkirakan akan ada sejumlah titik kemacetan, khususnya di jalan tol di pulau Jawa. Kemacetan terjadi karena penyempitan jalur atau bottleneck.
“Diperkirakan ada enam titik kemacetan yang berpotensi terjadi dengan melihat karakater dan kondisi lajur di ruas tol yang bersangkutan. Dan ada enam titik baik saat arus mudik maupun sebaliknya atau arus balik,” tutur Kepala Bagian Operasi Korlantas Polri, Korlantas Polri, Kombes Pol. Eddy Djunaedi, saat dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Sabtu (16/4/2022).
Lokasi yang diprediksi menjadi titik kemacetan pertama adalah kilometer (KM) 26 di ruas tol Jakarta – Merak. Di lokasi ini arus berubah dari tiga lajur menjadi lima lajur.
Titik kedua KM 48 hingga KM 50 di ruas tol Jakarta – Cikampek karena arus lalu-lintas yang semula lima lajur menjadi tiga lajur. Kemudian di ruas tol Jakarta-Cikampek KM 31 sampai KM 37 dimana arus lalulintas berubah dari empat lajur menjadi tiga lajur.
Lalu di KM 70 hingga Km 72 jalan tol Jakarta-Cikampek yang mengalami penyempitan dari tiga lajur menjadi dua lajur.
Kemudian pada saat arus balik dari arah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat menuju arah Jakarta, titik kemacetan diperkirakan terjadi di KM 54 yang semula lima lajur menjadi tiga lajur. Selain itu, titik kemacetan juga diperkirakan terjadi di lokasi wisata.
“Kami dengan berbagai instnasi seperti kementerian perhubungan, pemerintah daerah telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi dan kesiagaan baik saat situasi normal, padat, macet hingga emergency,” tandas Eddy Djunaedy. (Jap/Aa)