Jadi Korban Mobil Listrik Berbanderol Murah, Nissan Tutup Satu Pabriknya di Cina

Nissan Qashqai e-Power - dok.CarExpert

Jiangshu, Mobilitas – Saat ini Nissan Motor Company yang berkongsi dengan Dongfeng Motor mempunyai delapan pabrik di Republik Rakyat Cina, total kapasitas produksi 1,6 juta unit.

Namun keterangan resmi Nissan Motor yang dilaporkan Nikkei dan dikutip Mobilitas di Jakarta, Jumat (21/6/2024), pabrikan asal Yokohama, Kanagawa, Jepang itu menyatakan menutup salah satu pabriknya di Negeri Tirai Bambu itu.

“Produsen mobil tersebut menutup pabriknya yang berada di Changzhou, Provinsi Jiangshou. Hal ini seiring dengan upaya pabrikan dalam mengurangi kelebihan kapasitas produksi di tengah kemerosotan penjualan di pasar yang semakin kompetitif dalam hal harga,” tulis Nikkei.

Di pabrik itu, Nissan memproduksi SUV Nissan Qashqai. Pabrik itu berkapasitas produksi hingga 130.000 unit per tahun. Jumlah tersebut setara dengan 8 persen dari total kapasitas produksi Nissan di negara berpenduduk 1,43 miliar jiwa tersebut.

“Hari Jumat (21/6/2024) merupakan hari operasi terakhir bagi pabrik itu,” sebut Nissan.

Ilustrasi, logo Nissan – dok.Car Brands

Nikkei menyebut Nissan memutuskan untuk menutup satu pabriknya karena penjualan mobilnya yang signifikan. Hal itu dikarenakan maraknya serbuan mobil listrik berharga murah di Cina.

Sementara, data Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) dan Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) yang disitat Mobilitas di Jakarta, Jumat (21/6/2024) menunjukkan sepanjang periode Januari – Mei 2024, Nissan di Cina membukukan penjualan ke dealer (wholesales) sebanyak 251.455 unit. Jumlah itu naik 4,7 persen dibanding total angka penjualan yang diraupnya pada periode sama di tahun 2023.

Namun, total angka wholesales yang dipetik pabrikan yang dikomandoi Makato Uchida ini hanya 59.009 unit, menciut 1,6 persen dibanding Mei 2023. Sedangkan penjualan ke konsumen (penjualan ritel) di bulan kelima itu sebanyak 64.233 unit, menyusut 2,8 persen dibanding Mei 2023. (Anp/Aa)