Paris, Mobilitas – Penjualan kendaraan berteknologi elektrifikasi (terdiri dari kendaraan listrik baterai atau BEV dan Plug-in Hybrid atau PHEV) di dunia sepanjang tahun 2023 kemarin disebut melonjak 34 persen.
Data Badan Energi Berkelanjutan Internasional (ISEA) dan EV-Volume yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (22/2/2024) menunjukkan sepanjang tahun 2023 itu, jumlah mobil elektrifikasi (mobil listrik) yang terjual di dunia mencapai 14,16 juta unit. “Padahal, di tahun 2023 itu pangsa pasar kendaraan elektrifikasi mengalami sedikit penyusutan di sejumlah wilayah, seiring dengan pengurangan subsidi harga oleh pemerintah kepada konsumen,” sebut EV-Volume.
Fakta juga berbicara, di tahun itu Cina masih menjadi penyumbang penjualan kendaraan elektrifikasi terbesar di dunia. Data Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (22/2/2024) menyebut di tahun 2023, Cina membukukan penjualan mobil elektrifikasi atau yang di negeri itu dikenal sebagai New Energy Vehicle (NEV) sebamnyak 8,87 juta unit.
“Jumlah penjualan NEV ini meningkat 37 persen dibanding tahun lalu (tahun 2022). Selain itu menyumbang 63,5 persen dari total penjualan NEV global,” ungkap Sekretaris Jenderal CPCA, Cui Dongshu.
Dia menyebut tingkat penetrasi kendaraan listrik ke konsumen di Cina mencapai 30 persen. Hal itu selain karena dukungan kebijakan pemerintah yang menyediakan serangkaian insentif kepada produsen maupun konsumen, juga langkah pabrikan yang agresif menggelontorkan produk-produk baru.
“Ini termasuk ekspor. Karena kendaraan listrik (Cina) juga populer di pasar Asia Tenggara dan Eropa. Sehingga, pertumbuhan penjualan tidak hanya terjadi di pasar domestik (Cina) saja, tetapi juga di pasar ekspor,” tandas Cui. (Din/Aa)