Tokyo, Mobilitas – Penjualan mobil Grup Toyota Motor (Toyota, Daihatsu, Mazda, dan lainnya) yang anjlok itu turut berdampak ke total penjualan mobil di Jepang, yang selama Januari – Juli tahun ini melorot 10 persen.
Data Asosiasi Pabrikan Mobil Jepang (JAMA) dan Asosiasi Distributor dan Importir Mobil Jepang (JIDAA) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (8/8/2024) menunjukkan selama tujuh bulan pertama 2024, total jumlah mobil yang terjual di Negeri Matahari Terbit itu mencapai 2.532.669 unit. Jumlah ini melorot 10,2 persen dibanding total angka penjualan yang dibukukan seluruh merek atau pabrikan pada periode sama di tahun 2023.
Fakta data juga berbicara, di periode Januari – Juli 2024 itu, penjualan merek atau pabrikan terbesar yakni Toyota anjlok. Totalnya 768.719 unit.
Sementara, pabrikan di bawah Grup Toyota yakni Daihatsu Motor di saat yang sama hanya membukukan penjualan sebanyak 162.798 unit. Jumlah tersebut anjlok hingga 53,1 persen dibanding periode sama di tahun 2023.
Sedangkan Mazda Motor, selama tujuh bulan pertama 2024 itu, mengemas angka penjualan sebanyak 80.098 unit. Jumlah penjualan mobil Mazda itu anjlok 30,02 persen dibanding total penjualan yang dibukukannya pada tujuh bulan pertama 2023.
Analis industri di Bursa Saham Tokyo, Takeru Shato, menyebut skandal manipulasi data mesin diesel yang terungkap di Grup Toyota telah berdampak ke penjualan. “Kondisi tantangan semakin berat karena ekonomi Jepang di kuartal pertama juga lesu. Meskipun, soal skandal menjadi pukulan yang lebih berat,” kata Shato yang dikutip Japan Insight.
Shato menyodorkan perbandingan penjualan dari merek di luar Grup Toyota yang sama positif meski ekonomi Jepang memburuk (kuartal pertama 2024 menyusut 2,9 persen dibanding periode sama di tahun 2023, dan menurun 0,4 persen pada kuartal keempat 2024).
Dia menyebut penjualan Suzuki yang naik 13 persen menjadi 434.489 unit, dan Honda yang meningkat 22,01 persen menjadi 401.564 unit. (Tan/Aa)