Jakarta, Mobilitas– PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sepanjang kuartal pertama atau Januari hingga Maret tahun ini membukukan jumlah ekspor mobil dalam wujuh utuh (CBU) sebanyak 49.200 unit. Jumlah ini naik 2% dibanding ekspor mobil dalam wujud yang sama pada kuartal pertama 2020 lalu yang sebanyak 48.000 unit.
Data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan jumlah ekspor Toyota itu setara dengan 62% dari total ekspor mobil CBU secara nasional. Lebih dari itu, jumlah ekspor yang dikantongi Toyota di tiga bulan pertama tahun tersebut mendekati kinerja ekspor mobil dalam wujud CBU yang dicatatkan selama kurun waktu yang sama sebelum pandemi Covid-19 menerpa Indonesia.
Total ekspor pada Januari – Maret sebelum pandemi, atau di tahun 2019- mencapai 50.000 unit. Artinya, capaian selama kuartal pertama tahun ini hanya teraput 800 unit saja dengan periode sama di tahun 2020 itu.
“Apa yang dicapai TMMIN dan pelaku industri otomotif lainnya di triwulan pertama tahun ini tidak terlepas dari dampak positif sejumlah kebijakan pemerintah selama masa pandemi. Mulai dari pengucuran subsidi dan stimulus untuk sektor industri terutama usaha kecil dan menengah di masa survival, serta pemberian stimulus untuk meningkatkan daya beli dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Direktur Corporate Affairs TMMIN, Bob Azam, di Jakarta, Jumat (23/4/2021).
Ekspor Toyota dibukukan dari sejumlah model Sport Utility Vehicle (SUV), Multi-Purpose Vehicle (MPV), dan Sedan. Model terbanyak yang diekspor dalam wujud CBU adalah Rush 11.600 unit, Vios 8.800 unit, dan Fortuner 7.300 unit.
Model lainnya adalah Kijang Innova, Avanza, Agya, Yaris, Sienta, dan Town Ace/Lite Ace dengan total jumlah 21.500 unit. Sementara ekspor mobil dalam wujud terurai (CKD) yang dibukukan sebanyak 16.750 unit.
TMMIN juga mengekspor mesin bensin dan etanol dengan tipe TR dan NR yang total jumlahnya di kuartal pertama ini mencapai 32.000 unit. Selain itu juga mengekspor komponen sebanyak 25 juta unit. (Fan/Ara)