Tokyo, Mobilitas – Penjualan kendaraan bermotor roda empat atau lebih (mulai dari mobil penumpang dan kendaran komersial dari berbagai jenis dan kategori) di Jepang sepanjang bulan Januari tahun ini tercatat ambles. Jebloknya penjualan di bulan pertama tahun 2022 itu merupakan yang ketujuh kalinya secara berturut sejak Juli tahun 2021.
“Penurunan penjualan ini terjadi karena beberapa produsen mobil memangkas produksi di dalam negeri karena terdampak dari virus corona varian Omicron,” bunyi keterangan Japan Automotive Dealers Association (JADA) dan Japan Light Motor Vehicle and Motorcycle Association (JLLMA) seperti dilaporkan Reuters dan Nippon, Jumat (4/2/2021).
Data kedua asosiasi itu memperlihatkan, di bulan Januari tersebut total penjualan mobil ambles 14,2% dibanding bulan yang sama tahun 2020. Totalnya hanya 329.699 unit.
“Bahkan, besaran penurunan penjualan di bulan pertama itu lebih besar dibanding bulan Desember 2021 yang sebesar 11,4%,” tulis kedua media tersebut.
Kepala ekonom SMBC Nikko Securities, Yoshimasa Maruyama, menyebut sejatinya permintaan produk oleh konsumen cukup tinggi. Hanya, produsen tak bisa memenuhinya dikarenakan ada kendala produksi.
“Permintaan kuat, tetapi kendala pasokan suyku cadang telah berdampak kepada proses produksi yang pada akhirnya membebani penjualan mobil baru pada Februari dan di bulan-bulan seterusnya,” kata dia.
Pernyataan serupa diungkap Kepala Ekonom BNP Paribas Jepang, Ryutaro Kono. Bahkan, dia memperingatkan kalangan industri bahwa ekonomi bisa berkontraksi pada kuartal pertama ini, dan rebound pertumbuhan diharapkan terjadi pada Oktober-Desember.
“Tetapi itu tergantung pada dampak varian baru Omicron pada aktivitas perusahaan, ada kemungkinan Jepang bisa mengalami pertumbuhan negatif,” ujar dia.
Sementara itu, data dari asosiasi-asosiasi terkait industri otomotif Jepang yang dilansir laman MarkLines, Sabtu (5/2/2022) menunjukkan, di bulan Januari itu Toyota yang merupakan pabrikan terbesar dan penguasa pasar Jepang, penjualannya ambles. Di Januari tahun 2022 ini hanya 103.097 unit, padahal di bulan yang sama tahun lalu masih mencapai 119.504
.
“Pangsa pasar yang dikuasai Toyota pun menyusut, dari 50,5% di Januari tahun 2020 lalu, menjadi 49,8% di Januari tahun ini,” bunyi penjelasan JADA. (Din/Aa)