Mobility

Jika Kuota Mudik Gratis Lebaran 2025 Dipangkas, Travel Gelap Bakal Makin Marak Berseliweran

×

Jika Kuota Mudik Gratis Lebaran 2025 Dipangkas, Travel Gelap Bakal Makin Marak Berseliweran

Share this article
Ilustrasi, mengemudi di jalan tol - dok.Istimewa

Jakarta, Mobilitas – Maraknya angkutan travel gelap yang tidak memenuhi syarat kelayakan dikhawatirkan akan meningkatkan potensi risiko kecelakaan. Permintaan jasa armada travel gelap seperti itu terjadi karena adanya kebutuhan masyarakat untuk mudik di tengah daya beli yang lemah.

Terlebih, jika kuota mudik gratis yang digelar pemerintah dipangkas, karena adanya efisiensi anggaran, maka masyarakat yang selama ini sangat berharap mudik gratis akan kesulitan.

“Masyarakat bersedia menggunakan jasa angkutan travel gelap seperti itu karena dianggap tarifnya lebih murah dan praktis. Mereka memilihnya karena tidak menjangkau alternatif mudik gratis,” ungkap Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, dalam artikelnya yang dikirim ke Mobilitas, di Jakarta, Minggu (2/3/2025).

Selain itu, lanjut Djoko, keberadaan travel gelap juga dikarenakan tidak tersedia lagi angkutan pedesaan. Sementara kebutuhan mobilitas masyarakat pedesaan ke perkotaan (Jabodetabek) masih cukup tinggi.

Djoko mengatakan saban hari biasa saja, jumlah travel gelap yang beroperasi mencapai ratusan unit yang keluar-masuk wilayah Jabodetabek. Para pengguna angkutan tersebut kebanyakan berasal dari Brebes, Banyumas, Grobogan, Tegal, Wonosobo, Banjarnegara, Klaten, hingga Sukoharjo.

Menurutnya, kemungkinan maraknya angkutan travel gelap patut diwaspadai dan mendapatkan perhatian serius karena pengalaman menunjukkan beberpa kali kecelakaan mengerikan terjadi melibatkan angkutan travel gelap. Salah satunya saat mudik Lebaran 2024 di Tol Cikampek Km 58.

Ketua Bidang Angkutan Orang DPP Organda, Kurnia Lesani Adnan – dok.Pribadi

“Penumpang minibus sebanyak 12 orang meninggal dunia,” sebut Djoko.

Ketua Bidang Angkutan Orang Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kurnia Lesani Adnan, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Minggu (2/3/2025) juga mengungkapkan kegusaran serupa. Dia menyebut karena daya beli masyarakat menurun, travel gelap juga menyesuaikan dengan mematok tarif yang lebih terjangkau ketimbang angkutan resmi.

Khawatirnya, kata Lesani, karena tarif yang rendah itu, pelaku usaha travel gelap ini “lupa” atau “melupakan” kesiapan armadanya. Sehingga, dengan kondisi mobil yang seadanya atau tidak dipersiapkan secara khusus, maka potensi risikonya juga tinggi. Maklum, untuk mempersiapkan kendrn, mereka kan harus investasi.

“Sementara, daya beli konsumen lemah, dibuatlkan tarif yang terjangkau, artinya margin merek juga turun. Nah, untuk tetap memaksimalkan margin, maka investasi untuk penyiapan kendaraan juga ditekan seminimal mungkin,’ tandas Lesani.

Sebelumnya, Menteri Koordintor Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (1/3/2025) menyebut pemerintah bakal tetap menyediakan program mudik gratis pada tahun ini. Pelaksanaan program mudik gratis itu bakal dieksekusi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Total kuota mudik gratis yang disediakan akan mencapai lebih dari 100.000 orang,” tandas AHY. (Jap/Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id