Jakarta, Mobilitas – Kinerja ekspor mobil hasil produksi pabrikan yang beroperasi di Indonesia selama tiga bulan pertama 2025 terbilang lumayan dibanding penjualan mobil di pasar nasional. Jika penjualan merosot, ekspor masih “hot” meski naik tipis.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Selasa (29/4/2025) memperlihtkan, selama periode Januari – Maret atau kuartal pertama 2025, Indonesia mengekspor mobil ke berbagai negara sebanyak 110.133 unit. Jumlah mobil yang dikirim ke luar negeri itu meningkat 1,7 persen dibanding total ekspor periode Januari – Maret 2024, yang masih sebanyak 108.326 unit.
Sementara, di Thailand, data Federasi Industri Thailand (FTI) yang disitat Mobilitas di Jakarta, Selasa (29/4/2025) menunjukkan sepanjang Januari-Februari, jumlah mobil yang diekspor mencapai 143.644 unit, turun 18,1 persen dibanding periode sama di tahun 2024.
Tren kemerosotan ekspor, sebut keterangan FTI, msih berlanjut di bulan Maret 2025. “Ekspor selama bulan Maret turun 14,91 persen dibnding bulan yang sama di tahun 2024. Sementara dibanding bulan sebelumnya (Februari 2025) turun 8,34 persen,” sebut organisasi industri itu.
Dengan perbandingan ini, bisa dipastikan kinerja ekspor mobil Thailand masih jauh mengungguli Indonesia, meski secara volume dibanding tahun lalu mengalami kemerosotan. Negeri Gajah Putih itu bahkan masih menjadi “raja” ekspor mobil di kawasan regional Asia Tenggara.
“Kalau Thailand mengekspor lebih banyak, itu wajar. Sebab, di sana jumlah pabrikan mobil yang beroperasi juga jauh lebih banyak dibanding Indonesia, kapasitas produksinya juga lebih banyak. Tetapi, sekarang yang menjadi masalah adalah, mengapa di periode kuartal pertama itu tren ekspor Thailand turun dan Indonesia meningkat?,” ungkap Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Fakta tersebut, lanjut Jongkie, sangat menarik karena mobil-mobil yang diekspor Thailand dan Indonesia berbeda, meskipun bisa jadi dari merek yang sama. “Apakah itu berarti model mobil yang diproduksi di Indonesia dan diekspor, pasarnya di luar negeri masih lebih oke? Apalagi, kondisi ekonomi global termasuk di negara-negara tujuan ekspor juga sedang tidak baik-baik saja,” tandas Jongkie. (Din/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id