Mobility

KNKT: Tempat Istirahat Supir Bus Tak Layak, Bikin Kecelakaan Marak

×

KNKT: Tempat Istirahat Supir Bus Tak Layak, Bikin Kecelakaan Marak

Share this article
Ilustrasi, Bus Pariwisata - dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono meminta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mewajibkan destinasi wisata dan hotel menyediakan tempat tidur supir bus pariwisata yang layak. Sebab, fasilitas ini sangat terkait dengan keselamatan perjalanan wisata.

Menurut Soerjanto dari serangkaian kasus kecelakaan yang terjadi dan melibatkan bus pariwisata diketahuti supir mengantuk merupakan faktor penyebab utama. Hasil investigasi KNKT, lanjut Soerjanto menunjukkan kelelahan supir dikarenakan kualitas tidur yang kurang layak dan hal itu terkait dengan tempat istirahat yang kurang memadai.

“Kelelahan pengemudi angkutan umum dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengidentifikasi faktor penyebab kecelakaan dipicu oleh kelelahan (fatigue) pengemudi yang menyebabkan terjadinya penurunan kewaspadaan atau micro sleep,” ungkap dia dalam keterangan resmi yang dirilis di Jakarta, Selasa (16/11/2021).

Supir bus yang tidur di bagasi bus usai menjalani tugas mengantar wisatawan dalam rangkaian perjalanan wisata – dok.Istimewa

Dia menyebut jika fasilitas itu tersedia maka akan ikut meningkatkan kegairahan industri pariwisata di Tanah Air. “Ini akan membantu terwujudnya atmosphere destinasi wisata yang berkeselamatan bagi pengemudi pariwisata,” kata Soerjanto.

Ketua Ikatan Pengusah Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengakui masih minimnya pemahaman dari pelaku usaha di industri pariwisata terhadap peran penting supir bus. Pengelola tempat pariwisata masih berpikir parsial dan tidak mempertimbangkan keberadaan dan peran supir dalam bisnis mereka.

“Padahal para supir bus pariwisata ini merupakan bagian dari sektor usaha mereka. Supir adalah salah satu mata rantai supply chain industri ini. Sehingga jika mereka hilang maka rangkaian rantai industri ini tidak nyambung. Proses perjalanan bisnis wisata pun tidak berjalan,” kata dia saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Selasa (16/11/2021).

Ilustrasi, supir dan awak bus pariwisata saat istirahat – dok.Istimewa

Kebugaran supir sangat terkait erat dengan aspek keselamatan perjalanan. Oleh karena itu menyediakan tempat istirahat yang layak dan nyaman sudah semestinya dilakukan. Apalagi, layanan bus pariwisata itu sifatnya customized, melayani keinginan dan kebutuhan konsumen.

“Dalam perjalanan bus pariwisata bisa berhenti beberapa kali dan mampir ke obyek wisata atau belanja seperti yang diinginkan wisatawan penggunanya. Sehingga beban kerja supir itu lebih berat. Karenanya memperhatikan istirahat mereka sangatlah penting demi keamanan dan keselamatan bersama,” ujar Lesani. (Jrr/Aa)