Beijing, Mobilitas – Penjualan ritel merupakan potret riil dalam penjualan sebuah produk karena dalam penjualan ini penjual benar-benar menjual barangnya ke konsumen.
Data Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM), Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA), dan EV-Volume yang dikutip Mobilitas, Senin (22/4/2024) menunjukkan selama tiga bulan pertama tahun 2024, mobil listrik buatan Neta Auto itu hanya meraup angka penjualan ritel sebanyak 11.868 unit.
Jumlah itu ambrol 45,6 persen dibanding total penjualan ritel yang berhasil diseroknya pada periode sama di tahun 2023.
Bahkan di bulan Maret saja, angka penjualan ritel yang dicomot mobil Neta hanya sebanyak 1.446 unit. Jumlah tersebut ambrol hingga 82,5 persen dibanding jumlah angka penjualan ritel yang dikemasnya opada Maret 2023.
Tetapi, ternyata jebloknya penjualan mobil besutan pabrikan anak perusahaan Hozon Auto tak hanya terjadi dalam penjualan ritel, tetapi juga dalam penjualan unit mobil dari pabrik ke dealer (wholesales). Data berbicara, wholesales yang dibukukan Neta Auto di triwulan pertama 2024 sebanyak 14.969 unit.
Jumlah tersebut anjlok hingga 33,3 persen dibanding wholesales pada periode tiga bulan pertama di tahun 2023. Pada bulan Maret saja, total angka wholesales yang diraup pabrikan Zhejiang, Cina, ini sebanyak 3.920 unit.
Total angka wholesales tersebut anjlok 38,4 persen dibanding total angka wholesales yang diseroknya pada periode sama di tahun 2023.
Sekadar informasi, Neta Auto mulai berjualan di Indonesia pada Oktober 2023 lalu, dan mulai mengirim mobil pesanan konsumen pada November 2023. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dinukil Mobilitas di Jakarta, Senin (22/4/2024) menunjukkan di periode Januari – Maret 2024 ini, Neta Auto Indonesia baru membukukan penjualan ritel sebanyak 74 unit. (Anp/Aa)