Berlin, Mobilitas – Menyusutnya penjualan mobil merek asal Jerman itu terjadi karena penjualan kendaraan elektrifikasi (mobil listrik baterai atau BEV dan plug-in hybrid) babak belur.
Laporan Reuters yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Minggu (21/4/2024) menyebut Mercedes-Benz menyatakan penjualannya selama Januari – Maret atau kuartal pertama 2024, sebanyak 568.400 unit. Total penjualan ini menciut 6 persen dibanding jumlah penjualan selama periode sama di tahun 2023.
“Peningkatan penjualan yang solid terjadi di pasar Eropa, khususnya di Inggris yang mencapai 43 persen dan Prancis 35 persen. Kemudian di Amerika Serikat meningkat 3 persen,” bunyi keterangan pabrikan yang bermarkas di Stuttgart, Jerman, itu.
Sementara, di Asia, penjualan merek mobil mewah ini tercatat menyusut dikarenakan ada kendala pasokan dan pergantian model dari jajaran mobil mewah. Namun, penyurutan penjualan yang lebih besar terjadi di segmen mobil elektrifikasi yakni 9 persen dibanding kuartal pertama 2023.
Penjualan mobil elektrifikasi (yang terdiri dari BEV dan plug-in hybrid) menyusut 2 persen di Eropa. Kemudian melorot 15 persen di Asia dan menciut 1 persen di wilayah Amerika Utara (Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko).
Sekadar informasi, data EV-Volume yang disitat Mobilitas di Jakarta, Minggu (21/4/2024) menunjukkan selama tahun 2023 Mercedes-Benz menjual mobil listrik baterai (BEV) sebanyak 240.668 unit. Total penumpulan angka penjualan itu melonjak 61 persen dibanding tahun 2022.
Dari total penjualan sebanyak tersebut mobil listrik merek Mercedes-Benz sebanyak 222.623 unit, melonjak 73 persen dibanding tahun 2022. Kemudian mobil listrik merek Smart sebanyak 18.125 unit, meningkat 12 persen dibanding tahun 2022. (Din/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id