New York, Mobilitas – Tidak hanya mobil berteknologi konvensional saja yang penjualannya menurun, tetapi juga mobil listrik baterai (BEV). Bahkan besaran penurunan penjualan BEV tersebut lebih besar ketimbang mobil konvensional.
Laporan kinerja penjualan kuartalan Mercedes-Benz yang disitat Mobilitas di Jakarta, Jumat (25/4/2025) menyebut selama Januari – Maret (kuartal pertama) 2025, jumlah mobil dan van Mercedes-Benz yang terjual di dunia sebanyak 529.200 unit. Jumlah ini merosot 7 persen dibanding total penjualan yang dibukukannya pada periode sama di tahun 2024, yang sebanyak 568.400 unit.
Pada saat yang sama, total penjualan BEV merek mobil mewah asal Jerman ini hanya 45.000 unit. Total penjualan mobil setrum itu anjlok hingga 10 persen lebih dibanding total penjualan selama periode Januari – Maret 2024 yang masih mencapai 50.500 unit.
Mercedes-Benz mengakui kemerosotan penjualan mobilnya dipicu oleh melemahnya permintaan di pasar utama di Eropa, serta pasar terbesar di dunia yaitu Republik Rakyat Cina. Bahkan, di Cina menyusutnya permintaan tak hanya di segmen kendaraan konvensional saja namun juga di segmen BEV.
Analis industri di Bursa Saham Nasdaq, New York, Amerika Serikat, Michael Hovermann, menyebut tantangan terberat dari merek-merek Eropa maupun Amerika di Cina saat ini adalah terjadinya pergeseran preferensi masyarakat terhadap mobil-mobil mewah. Masyarakat Negeri Panda itu, kata Hovermann, kini cenderung menghindari mobil-mobil berharga mahal yang umumnya buatan pabrikan Eropa.
“Terlebih, di saat yang sama pabrikan merek lokal, juga menawarkan dengan kemewahan dan kecanggihan yang tidak kalah dari merek-merek Eropa, namun berharga lebih murah. Ini yang kemudian menjadikan merek-merek Eropa akan secara perlahan tergeser di pasar mobil terbesar di dunia tersebut,” ungkap Hovermann yang dikutip Stockkit dan The Financial.
Dia mewanti-wanti pabrikan asal belahan bumi bagian barat itu untuk segera melakukan inovsi teknologi lebih canggih dan biaya produksi yang lebih murah, sehingga harga mobil lebih terjangkau. Hovermann menyebut contoh Tesla yang berancang-ancang menyodorkan mobil listrik berbnderol lebih murah, meski sampai kini model itu belum kunjung datang. (Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id