Bologna, Mobilitas – Publik dunia paham betul, hingga akhir tahun 2020 lalu, Lamborghini masih belum memberikan ketegasan soal langkahnya menuju era kendaraan listrik dunia. Namun, di tahun 2021 ini, pabrikan berlambang banteng itu telah memberi kepastian.
Seperti dilaporkan Autocar dan The Verge, Selasa (18/5/2021), Chief Executive Officer (CEO) Lamborghini, Stephan Winkelmann, secara tegas menyatakan setuju pabrikannya memproduksi mobil super (supercar) bersumber tenaga dari setrum. Meski, proses itu baru dimulai setelah tahun 2024,dan peluncuran model pertama dijadwal tahun 2030.
Meski tak secara gamblang model apa yang bakal digelontorkan di tahun 2030 itu, namun Winkelmann menyebut mobil setrum pertama itu model Grand Tourer dua pintu empat penumpang.
“Spesifikasi mobil listrik Lamborghini akan diputuskan tahun depan, dengan beberapa pilihan desain dengan pertimbangan yang cocok dengan platform yang telah dipersiapkan Grup Volkswagen,” kata dia.
Maklum, Lamborghini adalah salah satu anak perusahaan Volkswagen Group, sehingga langkahnya juga harus seirima dengan induknya. Tetapi, sekadar pengingat, pada tahun pada tahun 2017, meluncurkan konsep mobil listrik bernama Terzo Millennio yang didesain bersama Massachusetts Institute of Technology.
Ini membuktikan bahwa sejatinya pabrikan yang berdiri sejak Mei 1963 itu juga telah menyiapkan skenario jika nantinya benar-benar melangkah ke era mobil listrik. Hanya saja, dia masih enggan.
Salah satu alasannya, karena – seperti halnya beberapa pabrikan mobil sport – yang mempertimbangkan kemungkinan “larinya” konsumen loyal mereka yang masih mendamba sensasi dari mesin V8 dan V12. Padahal, mobil konvensional adalah model utama yang menyumbang ke pundi-pundi fulus perusahaan.
Tetapi, Lamborghini juga tak memungkiri realitas yang ada di planet bumi saat ini, dimana negara-negara di berbagai belahan dunia juga bersiap menuju era netral karbon melalui pengetatan aturan standar emisi. Uni Eropa mematok target pencapaian netral karbon (kondisi tanpa emisi CO2 dari kendaraan) pada tahun 2050.
Begitu pun dengan Jepang, Cina, dan sejumlah negara maju lainnya juga mematok tahun tersebut sebagai tenggat akhir pencapaian netral karbon. Bahkan, Inggris sudah bertekad untuk netral karbon di tahun 2030.
Fakta kedua yang tak diingkari Lamborghini adalah, semakin sadarnya konsumen dunia – termasuk mara supercar enthusiast – bahwa kemampuan supercar listrik tak kalah dengan supercar bermesin konvensional. Salah satu contohnya dalam hal kemampuan akselerasi kecepatan dari 0 – 100 kilometer per jam, bahkan tak sedikit yang leboih baik ketimbang supercar konvensional.
Ini diakui oleh Winkelmann. Dia menyebut besaran torsi dan akselerasi supercar listrik diakui oleh para penggilanya.
“Iya, yang pasti torsi dan akselerasi (mobil listrik, yang menjadi daya tarik bagi konsumen). Karena begitu Anda menggeser persneling, Anda akan memiliki kurva yang konstan. Ini yang menurut saya, merupakan hal-hal yang paling mereka (konsumen) hargai,” kata dia seperti dilansir The Bulletin.
Faktor ketiga adalah, kini sudah banyak pabrikan yang berlomba membuat mobil super bertenaga dari listrik. Ferrari misalnya, mengumumkan model listrik pertamanya akan debut pada tahun 2025.
Perusahaan lain, seperti Drako, Aston Martin, dan Rimac juga telah mengerjakan supercar listrik. Meski pencapaian proses pengembangan itu, hingga kini berbeda-beda tingkatannya.
Serangkaian fakta ini menjadi pendorong Lamborghini melangkah ke era mobil listrik. Meski begitu, Lamborghini akan melangkah ke era mobil setrum itu dengan transisi yang ‘smooth’.
Sejak tahun ini hingga tahun 2024 nanti, dia masih akan memproduksi supercar dengan teknologi elektrifikasi paduan antara mesin konvensional dengan teknologi listrik alias hybrid dan plug-in hybrid (PHEV). Ini demi menjaga kelangsungan arus kas perusahaan.
Walau tak disebutkan secara jelas, namun diduga, model berteknologi PHEV itu antara lain Lamborghini Aventador, Huracan, Urus serta roadster Sián edisi terbatas. Yang pasti, kini Lamborghini telah memantapkan diri menapak jalan menuju pasar mobil listrik, karena era mobil listrik di dunia adalah sebuah keniscayaan. (Din/Aa)