Bologna, Mobilitas – Sebelumnya, pabrikan super car yang bermarkas di Sant Agata, Bologna, Italia itu menjadwalkan mobil elektrifikasinya atau mobil listrik pada tahun 2028 nanti.
Namun, laporan Reuters yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (19/12/2024) menyebut Chief Executive Officer (CEO) Lamborghini, Stephen Winkelmann, menyatakan perusahaannya telah memutuskan menunda peluncuran mobil listrik produksinya. Winkelman beralasan, konsumen di segmen super car belum siap untuk beralih ke mobil berteknologi elektrik sepenuhnya.
“Oleh karena itu, kami pikir ini adalah cara yang tepat untuk menghadapi masa depan,” ungkap Winkelman.
Dengan keputusan itu, pabrikan mobil yang berdiri sejak 7 Mei 1963 itu menyampaikan pesan bahwa pihaknya tidak terburu-buru untuk memasuki era produk elektrifikasi. Terlebih, di Eropa pemberlakuan larangan penjualan mobil bermesin pembakaran internal (ICE) juga diundur dari semula tahun 2026 menjadi tahun 2035.
Sementara, penjualan mobil Lamborghini – model yang ada saat ini, yakni mobil konvensional – tercatat juga masih moncer. Data internal pabrikan yang disampaikan kepada investor yang disitat Mobilitas di Jakarta, Kamis (19/12/2024) menunjukkan selama tiga kuartal pertama (Januari – September) 2024 penjualan mobil Lamborghini mencapai 8.411 unit.
Jumlah tersebut menanjak 8,6 persen dibanding periode sama di tahun 2023. Seiring dengan kenaikan penjualan ini, pendapatan pabrikan juga meningkat, hingga 20,1 persen menjadi 2,434 juta euro.
Mencorongnya penjualan Lamborghini juga terjadi di kampung halamannya sendiri, Itali. Data Unione Nazionale Rappresentanti Autoveicoli Esteri (UNRAE) atau Asosiasi Industri Otomotif Italia yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (19/12/2024) menunjukkan, selama Januari – Oktober tahun ini, jumlah mobil merek itu terlego sebanyak 451 unit.
Jumlah tersebut melonjak hingga 36,8 persen dibanding total angka penjualan yang berhasil dikemasnya pada periode Januari – Oktober 2023. (Jrr/Aa)