Li Shufu, Anak Petani Miskin dan Pendiri Geely Itu Kini Orang Terkaya ke-157 Dunia

Li Shufu atau Eric Li - dok.Istimewa via Linkedin

Jakarta, Mobilitas – Pria kelahiran Lu Qiao, Taizhou, Zhejiang, Republik Rakyat Cina 25 Juni 1963 itu kini dikenal sebagai konglomerat di bidang teknologi dan otomotif dunia, Geely Holding Group.

Dengan beragam sektor bisnis yang digarapnya, Li Shufu atau yang juga dikenal dengan nama Eric Li ini memiliki kekayaan yang bejibun. Laporan Forbes yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Minggu (21/7/2024) menyebut sampai dengan awal Juli 2024, Li memiliki total kekayaan senilai US$ 12,5 miliar atau sekitar Rp 202,66 triliun (kurs US$1 = Rp 16.2013,05).

Berkat kekayaan senilai itu, pria yang sejak usia anak-anak bermimpi membuat dan memiliki mobil ini menempati urutan ke-157 di daftar orang terkaya di dunia. Sementara, laporan Hurun Research Institute yang disitat Mobilitas menyebut, Li Shufu menempati urutan kedelapan di daftar orang terkaya di Cina.

Kisah sukses Li kini telah menginspirasi banyak orang muda, tak hanya di Cina tetapi juga di berbagai belahan dunia. Maklum, Li yang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara keluarga petani miskin mengawali bisnisnya sebagai tukang foto keliling.

Li Shufu di depan logo volvo – dok.Istimewa via Facts.Net

Profesi itu dia jalani selepas lulus SMA. Dia kemudian menggarap bisnis komponen kulkas ketika sepulang dari bekerja sebagai tukang foto keliling melihat proses ekstrasi logam dari barang-barang bekas.

Saat itu, di tahun 1986, Li dengan modal dari bekerja sebagai tukang foto keliling mendirikan perusahaan pembuat komponen kulkas. Dia mendirikan perusahaan yang dinamainya, Geely.

Perlahan namun pasti – meski juga kerap menghadapi tantangan yang tidak ringan – Li berhasil menjalankan usahanya. Geely pun kian berkembang berada di tangannya.

Naluri bisnis Li yang benar-benar tajam semakin tokcer ketika melihat sebuah sepeda motor rusak yang dibawa ke pabriknya. Saat itu, Geely baru berusia lima tahun dan Li Shufu bertekad untuk memproduksi sepeda motor karena melihat betapa banyak masyarakat Cina yang membutuhkan alat transportasi itu.

Li Shufu saat serah terima saham Volvo yang dibelinya dari Ford Motor Company – dok.Sveriges Radio

Singkat cerita, Geely pun memproduksi sepeda motor dan berkembang. Setelah bisnis pembuatan sepeda motor berhasil, Li melirik bisnis pembuatan mobil.

Dia sangat termotivasi ketika di saat masa kecilnya ingin dibelikan mainan mobil-mobilan oleh orang tuanya, tapi apa daya orangnya tuanya tak memiliki uang. Li kecil pun akhirnya membuat mainan mobil-mobilan dari pasir.

Teringat masa kecil itulah, bisnis produksi mobil pun – di bawah bendera Geely Automobile – dia dirikan, terlebih melihat peluang keberhasilannya sangat besar, dan memang terbukti.
Bahkan Geely kian berkembang dengan membeli mayoritas saham Volvo dan Proton Bhd, serta mencuil sebagian saham Daimler (Mercedes-Benz). (Aa)