Bisnis

Makin Sepi Peminat, Pasar Sedan di RI Saat Ini Tak Sampai 1 Persen

×

Makin Sepi Peminat, Pasar Sedan di RI Saat Ini Tak Sampai 1 Persen

Share this article
Ilustrasi, Toyota Corolla Altis - dok.Istimewa

Jakarta, Mobilitas – Jumlah mobil sedan yang diproduksi di Indonesia sepanjang Januari – Mei bahkan hanya 0,2 persen.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Sabtu (8/7/2023) menunjukkan selama lima bulan pertama itu total mobil (seluruh jenis dan kelas) yang diproduksi di Tanah Air mencapai 587.263 units. Pada rentang waktu yang sama jumlah sedan yang diproduksi pabrikan hanya 1.421 unit.

Sedangkan total jumlah mobil sedan yang berhasil dijual pabrikan (merek) ke konsumen (ritel) sepanjang Januari – Mei itu hanya 3.738 unit. Jumlah penjualan jauh lebih banyak ketimbang angka produksi, karena sebagian besar sedan yang dilego merek mobil di Tanah Air berasal dari impor secara utuh (CBU).

Mirisnya, jumlah sedan yang terlego ke konsumen itu hanya setara 0,9 persen dari total jumlah mobil (berbagai jenis dan kelas) yang terjual ke konsumen. Sebab, data berbicara, total jumlah mobil yang laku (penjualan ritel) di periode tersebut mencapai 422.514 unit.

Ilustrasi, mobil sedan yang terjebak di kemacetan lalu-lintas – dok.Earth.com

Semakin menciutnya pasar sedan membuktikan ternyata turunnya Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sedan sejak 16 Oktober 2021 (karena pemerintah mengubah skema pengenaan tarif PPnBM bukan berdasar bentuk mobil melainkan tingkat emisi), tak banyak berpengaruh. Sedan kalah pamor jauh dibanding mobil kelaurga serbaguna (MPV) dan mobil sport serbaguna (SUV).

Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, yang dihubungi Mobilitas, di Jakarta, belum lama ini menyebut ada banyak faktor yang menyebabkan sedan semakin kurang diminati. Kalau sebelumnya kan karena faktor pajak cukup besar pengaruhnya.

“Tetapi sekarang semakin banyak, karena preferensi dari customer kita tentang sedan itu kurang atau rendah. Alasan mereka karena terkait dengan kondisi topografis terutama yang menyangkut kontur lintasan, infrastruktur yang tidak bagus banyak jalanan berlubang, sampai industri komponen pendukung,” papar dia. (Din/Aa)