Tennessee, Mobilitas – Saat mengemudi di tengah guyuran hujan yang lebat, para pengemudi kendaraan bermotor roda empat akan menyadari betapa pentingnya peranti penyapu guyuran air hujan di kaca mobil alias wiper. Namun, hampir mayoritas pemilik dan pengguna mobil di dunia ini yang tahu dan mengerti siapa sebenarnya penemu pertama komponen itu.
Ide pertama (atau penemuan pertama) penciptaan wiper ditemukan oleh seorang wanita berkebangsaan Amerika Serikat, Mary Anderson, secara tak sengaja. Perempuan kelahiran Greene County, Alabama, AS, pada19 Februari 1866 itu mendapatkan ide penciptaan wiper saat dalam perjalanan menuju kota New York.
Dia bersama ibu dan kakak perempuannya tinggal di dekat rumah bibinya sejak ayahnya meninggal (ketika Mary berusia 4 tahun) hingga dia dewasa, pada pertengahan 1903 diminta bibinya pergi ke New York untuk mengambil hak warisan sang bibi. Kala itu, di Amerika Serikat tengah musim dingin yang ekstrim.
Tumpahan butiran salju betebaran mengenai benda apapun, termasuk kendaraan bermotor yang ditumpangi Mary. Dia melihat betapa repotnya supir kendaraan tersebut yang harus berkali-kali keluar masuk kendaraan hanya untuk membersihkan salju yang menempel pada kaca depan mobil.
“Tentu, cara itu tak hanya membuat dia kelelahan dan tak konsemntrasi. Tetapi, juga membuang-buang waktu, dan membuat perjalanan seakan semakin lama dan menjemukan,” ujar Maru suatu ketika di tahun 1950, ketika diwawancarai Alabama Daily soal sejarah hidupnya.
Dilecut rasa keprihatinan itulah, akhirnya Mary memncoba berpikir bagaimana mencari solusi atas permasalahan seperti itu. Dia mencoba menggali ide hanyalah untuk mengisi waktu perjalanan yang membosankan.
Ditolak dan ditertawakan
Singkat cerita, setelah menyelesaikan urusan yang diamanahkan sang bibi untuk mengambil hak atas harta warisan, Mary pun segera kembali ke kampung halamannya di Alabama. Sesampai di rumah, dia kembali teringat beratnya masalah yang dihadapi para pengemudi mobil di saat musim salju dan musim hujan.
Dia pun beranjak mencari kertas dan pinsil. Mary mulai membuat sketsa sebuah bilah (bisa dari kayu dan logam ringan) yang dimaksudkan sebagai penyapu (wiper) salju atau air di kaca mobil ketika musim dingin atau musim hujan.
Tak lupa, mekanisme atau cara kerja dari peranti itu[pun diberikan. Meski, dia membuat cara pengoperasian wiper itu dengan cara manual, yakni pengemudi memutar-mutar tuas yang menjadi kendali dari wiper tersebut.
Berkali-kali dia melakukan percobaan dan berkali pula gagal. Hingga, akhirnya Mary berhasil mendapatkan sebuah wiper dengan cara kerja yang bagus. Lalu dia membuat lengan wiper dari kayu dengan penghapus kacanya dari karet.
Setelah sketsa rancangan plus penjelasan cara kerja peranti itu dianggap sempurna, pada awal tahun 1904, seperti ditulis laman History, dia mendaftarkan hak paten atas temuannya tersebut, Hak paten pun dikantonginya pada bulan November tahun itu juga.
Berbekal keterangan hak paten itulah, Mary mencoba menjajakan penemuannya itu ke perusahaan pembuat mobil di Amerika Serikat. Tetapi, ternyata pabrikan itu menolaknya dengan alasan peranti seperti itu justeru akan menganggu supir.
Tak patah arang, Mary pun menawarkan lagi ide wiper karyanya ke perusahaan pembuat komponen di Kanada. Lagi-lagi, perusahaan itu menolaknya dengan alasan yang hampir mirip dengan yang disampaikan produsen mobil, terlalu ribet.
Bahkan, ketika dia mempresentasikan alat itu dan kegunaannya, tak sedikit orang yang menertawakannya. Dia malah dianggap aneh dengan menambah kesibukan seorang supir yang bersusah payah mengendalikan kendaraan.
Tak pernah menikmati royalti
Mary akhirnya berhenti menawarkan temuannya karena tak ada satu pun perusahaan yang tertarik. Hingga setelah 17 tahun, yakni di saat masa berlaku hak patennya habis pada tahun 1920, Mary mempersilahkan siapa saja untuk menggunakan ide itu.
Meski di tahun 1917, seorang perempuan lain bernama Charlotte Bridgewood – dengan ide dasar yang sama dengan temuan Mary – telah menciptakan wiper yang digerakkan motor. Bahkan di tahun 1922, penemuan Mary diadopsi untuk digunakan pada mobil Cadillac sebagai bagian dari perlengkapan standar pada mobil merek itu.
Hanya, hingga masa tuanya, Mary tak pernah menikmati royalti dari hasil penemuannya. Mary, seperti ditulis The New York Post yang mengulas biografinya, mengaku tak pernah menuntut hal itu.
“Bagiku, ide yang pernah aku sampaikan digunakan untuk orang lain yang membawa kebaikan dan keselamatan, sudah menjadikan aku sangat bahagia. Karena itu berguna bagi orang lain, memberikan cara untuk mengemudi secara aman, selamat, dan kenyamanan,” ujar dia.
Ketika seminar hingga jurnal ilmiah bermunculan, tak ada nama Mary. Kalau pun ada hanya disebut di catatan kaki sebagai bagian dari cerita sejarah wiper.
Bahkan hingga dia menghembuskan nafas terakhir pada 27 Juni 1953, di Monteagle, Tennessee, wanita ini tak pernah menikmati royalti. Namanya baru disebut secara resmi pada gelaran National Inventors Hall of Fame pada tahun 2011. (Aa/Berbagai sumber)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id