Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the foxiz-core domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/vhosts/mobilitas.id/httpdocs/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the molongui-authorship domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/vhosts/mobilitas.id/httpdocs/wp-includes/functions.php on line 6114
Mary Barra, 10 Tahun Pimpin General Motors dari Terpuruk Menjadi Jaya – Mobilitas.id
Mary Barra, CEO General Motors - dok.Istimewa

Mary Barra, 10 Tahun Pimpin General Motors dari Terpuruk Menjadi Jaya

Arif Arianto
3 Min Read

Jakarta, Mobilitas – Wanita bernama lengkap Mary Teresa Barra ini dipercaya menjadi Chief Executive Officer (CEO) sekaligus Chief General Motors (GM) pada 15 Januari 2014.

Laporan berbagai media nasional Amerika Sertikat yang dikutip Mobilitas di Jakarta, kala itu, menyebut perempuan kelahiran Waterford, Michigan, 24 Desember 1961 itu hadir di kursi pucuk pimpinan pabrikan mobil terbesar di Amerika Serikat sebagai sebuah pertaruhan. Maklum, pada saat dia didapuk menjadi bos besar, GM tengah menghadapi berbagai masalah besar, dan berada di kondisi yang berpotensi memburuk.

Ramalan itu tak sepenuhnya salah. Kurang dari dua bulan Mary menjabat, GM menghadapi masalah terpuruknya kualitas produk buatannya. GM harus menarik (recall) 26 juta mobil buatannya di Amerika Serikat (AS) dan 30 juta unit di berbaai negara karena masalah sistem pengapian mesin yang bermasalah.

Akibatnya, pabrikan harus merogoh kocek senilai US$ 2,7 miliar. Tak hanya itu, masyarakat pun menghujat GM karena dinilai telah menunda penarikan sejak tahun 2004 (atau 10 tahun sebelum dia menjabat, hingga Mary menjadi CEO).

Mary Barra bersama Presiden Amerika Serikat – dok.Getty Images via CNBC

Namun, hanya dalam waktu 11 bulan Mary mengurai berbagai masalah dan mencari solusinya. Dan ternyata hasilnya tokcer. Semua krisis bisa diatasi.

Bahkan, pada tahun 2015, dia dinobatkan sebagai Manajer Krisis Terbaik 2016. SEmenjak itu serangkaian gebrakan dia lakukan untuk mewujudkan GM sebagai pabrikan mobil yang disegani, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di dunia.

Upaya alumni Stanford Graduate School of Business itu terbukti menuai keberhasilan demi keberhasilan. Bahkan menurut laporan FactSet yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Minggu (17/3/2024) di bawah kepemimpinan Mary, GM telah mencatat rekor keuntungan.

Selain itu, GM juga mengalami perubahan budaya serta meraih kejayaan melalui pencapaian besar dalam pendapatan. “Bahkan di beberapa tahun terakhir, pendapatan GM telah melampaui perkiraan Wall Street (bursa saham Wall Street) dalam 34 dari 35 kuartal terakhir,” tulis FactSet.

Mary Barra bersama mobil listrik besutan GM – dok.The Wall Street Journal

Sejumlah kalangan seperti dilaporkan The Financial dan disitat Mobilitas di Jakarta, Minggu (17/3/2024) menyebut Mary sebagai pemimpin bisnis paling berpengaruh di dunia. Bahkan sejumlah eksekutif yang pernah dipimpinnya menyebut ibu dari dua anak itu sebagai pemimpin yang visioner dan inklusif, serta selalu fokus pada tugas yang ada.

Meski, kini tantangan baru yang harus Mary tidaklah kecil. Di tengah transisi menuju kendaraan elektrifikasi dia menegaskan GM akan mengakhiri produksi mobil konvensional pada tahun 2030 nanti.

Bahkan dia secara lantang mengatakan, bisnis kendaraan listrik dan AV, serta inisiatif perangkat lunak menjadi target keuangan besar yang ditetapkan untuk tahun 2025 dan 2030. (Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id

Share This Article