Jakarta, Mobilitas – Bahkan truk pengangkut Sembilan Bahan Pokok (Sembako) yang diizinkan tetap beroperasi pun, jika termasuk truk Over Dimenssion Over Load (ODOL) tetap ditindak tegas.
“Iya, itu seperti yang disampaikan Bapak Menteri Perhubungan, ketika meninjau kesiapan mudik di Pelabuhan Merak, Banten, Minggu (7/4/2024) kemarin. Karena di hari-hari dan sitausi lalu-lintas normal pun sebenarnya, laju truk ODOL itu lamban, sehingga sangat berpotensi menyebabkan lambatnya arus lalu-lintas. Apalagi di saat arus mudik berlangsung, dimana jumlah kendaraan yang berada di jalan tol meningkat beberapa kali lipat,” ungkap Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, saat dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Senin (8/4/2024).
Menurut Adita, Kementerian Perhubungan telah berkoordinasi dengan Kepolisian dan TNI maupun jajaran lainnya untuk memantau dan menindak truk-truk ODOL yang masih berupaya melintas.
“Bahkan truk pengangkut Sembako yang secara aturan memang diizinkan atau diberi dispensasi untuk melintas selama masa arus mudik dan balik. Jika terbukti ODOL, tetap ditindak tegas. Truk akan digiring ke pinggir dan tidak boleh melintas, kepada pemilik truk akan dikenakan sanksi,” tandas Adita.
Ihwal potensi hambatan dan bahaya yang ditimvulkan oleh truk ODOL, Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (8/4/4/2024) mengakui hal itu.
“Sebab, dari fakta yang ada kita bisa melihat, truk-truk bermuatan penuh (dengan dimensi yang normal saja) laju pergerakan mereka rata-rata hanya30 kilometer per jam – 40 kilometer per jam. Artinya, kalau mereka tetap beroperasi kerika lalu-lintas di belakangnya padat, tentu akan sangat berdampak terjadinya kepadatan lalu-lintas,” kata Wildan.
Lebih dari itu, lanjut dia, jika truk ODOL tersebut tetap dipaksa berjalan di tengah kepadatan volume kendaraan maka yang terjadi, mereka akan sering melakukan pengereman. Sehingga, akibat seringnya digunakan, perangkat sistem pengereman akan mengalami panas berlebih, walhasil terjadi pemuaian pada logam-logam perangkat tersebut.
“Akibatnya, potensi terjadi rem blong pun tinggi. Tentu ini sangat berbahaya. Karena dalam kondisi lalu-lintas normal saja, jika truk sering direm dengan kapasitas muatan yang full (truk normal bukan ODOL) bisa mengalami seperti itu. Kasus seperti ini sudah sering terjadi. Oleh karena itu jangan berspesulasi dengan nekat mengoperasikan truk ODOL saat Lebaran,” tandas Wildan. (Jun/Jap/Aa)