Tangerang, Mobilitas – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berkunjung ke arena pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021, Tangerang, Rabu (17/11/2021) sempat menyinggung soal nasib kebijakan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mobil baru yang akan berakhir pada 31 Desember nanti. Dia menyebut ada kemungkinan kebijakan itu dievaluasi karena dampaknya selama ini bagus.
Menurut mantan Menteri Sosial itu,beberapa waktu lalu Presiden Jokowi telah menyebut program insentif PPnBM yang berakhir pada pengujung tahun ini saja dievaluasi oleh pemerintah, dan kemungkinan bisa saja dilanjutkan.
“Kita bisa lihat, perhitungan cost (ongkos yang harus ditanggung pemerintah untuk kebijkan tersebut) dan benefit-nya (keuntungannya) yang ada. Cost-nya pemerintah mungkin kehilangan sebagian pendapatan dari luxury tax-nya atau berkurang. Tetapi kan ada benefit di tempat lain. Dan mungkin kalau dihitung kira-kira enam kali lipat, itu dari industri pendukung,” papar Agus di arena GIIAS 2021, ICE Serpong, Tangerang.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi senada dengan Agus Gumiwang. Bahkan secara terus terang dia dan kalangan industri otomotif di Tanah Air sangat berharap kebijakan diskon tarif PPnBM menjadi stimulan bagi konsumen untuk membeli mobil.
“Karena dalam kondisi pandemi seperti sekarang daya beli masyarakat juga terdampak oleh pandemi. Sehingga dengan diskon tarif PPnBM (untuk mobil tertentu yang memenuhi syarat) akan meringankan masyarakat. Konsumsi masyarakat pun akan meningkat, dan itu penting karena selama ini 60% pertumbuhan ekonomi nasional kita digerakkan oleh konsumsi. Dan konsumsi terbesar adalah konsumsi rumah tangga,” papar dia saat dihubungi Mobilitas dari Tangerang, Rabu (17/11/2021).
Memang, lanjut Nangoi, dengan naiknya permintaan oleh masyarakat (orang membeli mobil) maka produksi di pabrik industri mobil juga akan meningkat sehingga kapasitas produksi mereka banyak terpakai, dan bahkan pendapatan mereka akan naik.
“Tetapi kalau dihitung-hitung tentunya yang paling diuntungkan ya masyarakat karena mereka akan terbantu dalam mewujudkan keinginan membeli mobil. Jangan lupa, yang menikmati diskon PPnBM ini masyarakat bukan industrinya. Dan negara, memang ada potential lost dari pendapatan pajak tetapi banyak yang didapatkan dari sisi lain,” papar Nangoi.
Keuntungan yang diperoleh negara selain dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) saat industri memproduksi mobil, juga Pajak Penghasilan (PPh) Badan dari perusahaan. Lalu ada Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di masing-masing daerah.
“Dan yang tidak kalah penting adalah penyerapan tenaga kerja baik di industri manufaktur mobil maupun di industri pendukung baik komponen maupun aksesoris dan lain-lain. Artinya multiplier effect-nya sangat tinggi kalau industri otomotif ini berkembang,” tandas Nangoi. (Yus/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id