Jakarta, Mobilitas – Sampai saat ini mobil yang masuk kategori Low Cost Green Car (LCGC) adalah Toyota Calya, Toyota Agya, Daihatsu Sigra, Daihatsu Ayla, dan Honda Brio Satya.
Mobil-mobil ramah lingkungan berharga terjangkau itu berdasar Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 15 Tahun 2023 dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM. Besaran tarifnya 3 persen.
Sehingga, tarif baru Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen yang berlaku efektif 1 Januari 2025 juga berlaku untuk mobil kategori LCGC ini. Sebab, seperti yang diungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengumumkan tarif baru PPN yang 12 persen di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, 31 Desenmber 2024 lalu, semua mobil yang terkena PPnBM adalah produk yang juga dikenai tarif baru PPN 12 persen.
Kecuali mobil-mobil yang dikecualikan secara khusus seperti mobil listrik dan hybrid yang tarif PPnBM-nya mendapatkan perlakuan khusus. “Kendaraan bermotor yang sudah kena PPnBM termasuk yang kena (tarif baru PPN sebesar) 12 persen,” ujar Sri Mulyani.
Namun, meski dikenbai tarif PPN 12 persen, namun mobil kategori LCGC tetap akan diminati dan dibeli oleh konsumen. Mengapa demikian? karena jumlah orang yang belum mempunyai mobil di indonesia itu sangat banyak.
“Dan kalau kita lihat, kelompok usia yang terbanyak di masyarakat kita itu adalah kelompok generasi Z yang usianya 25 – 5 tahun. Mereka merupakan potensial customer mobil, yang juga first buyer mobil,” papar Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Rabu (8/1/2025).
Sementara, dari total jumlah geberasi Z yang porsinya dalam total demografi Indonesia mencapai sekitar 37 – 38 persen, ternyata merupakan kelompok kelas menengah dan bawah. Sehingga, daya jangkau finansial mereka yang terbanyak adalah mobil dengan banderol di bawah Rp 300 juta atau bahkan di bawah Rp 250 juta.
Faktor kedua, meski terkena PPnBM, namun tarif untuk LCGC hanya 3 persen jauh lebih kecil dari mobil-mobil kategori lain. Selain itu, tingkat konsumsi bahan bakar LCGC juga diakui lebih irit sehingga pengeluaran anggaran untuk biaya bahan bakar kendaraan juga lebih kecil.
“Dan yang ketiga, saat ini gaya desain maupun fitur LCGC itu cukup oke. Ini tentu juga sangat menarik bagi konsumen yang disasarnya, yaitu orang-orang muda, yang nota bene adalah first buyer,’ jelas Jongkie.
Terlebih, tidak sedikit konsumen yang menjadi LCGC khususnya jenis MPV tujuh penumpang sebagai sarana untuk mencari nafkah. Mereka menjadikannya sebagai kendaraan taksi online. (Anp/Aa)