Bangkok, Mobilitas – Anjloknya penjualan mobil di Negeri Gajah Putih di periode Januari – Agustus tahun ini dikarenakan pasar yang “terkoyak” akibat meningkatnya kredit macet yang dilakukan rumah tangga.
Keterangan Federasi Industri Thailand (FTI) yang disitat Mobilitas di Jakarta, Rabu (25/9/2024) menyebut, selama delapan bulan pertama tahun ini banyak keluarga di Thailand yang kesulitan membayar angsuran kredit konsumsi. Termasuk kredit pembelian kendaraan bermotor.
“Sulitnya memperoleh persetujuan kredit otomotif masih menjadi alasan penurunan penjualan kendaraan bermotor roda empat (atau lebih) sampai saat ini,” ungkap Juru Bicara FTI Klub Otomotif, Surapong Phaisitpattanapong.
Data FTI meunjukkan sepanjang periode Januari – Agustus 2024, jumlah mobil yang terjual di negara itu hanya 399.611 unit. Jumlah ini anjlok 23,9 persen dibanding total jumlah penjualan yang tercetak pada periode sama di tahun 2023.
Menariknya, meski pasar “terkoyak” oleh kredit macet dan mendapatkan persetujuan kredit baru, ternyata penjualan mobil listrik baterai (BEV) alias mobil listrik murnia di Thailand, masih moncer. Fakta berbicara, selama delapan bulan pertama itu, 69.047 mobil setrum yang terlego di Thailand, menanjak 17,34 persen dibanding periode sama tahun lalu.
FTI juga mencatat, sepanjang tahun 2023 lalu (Januari – Desember) 76.000 mobil listrik baterai terjual di negara yang juga dikenal dengan nama Siam ini. Dari total mobil setrum murni yang terjual itu, sekitar 80 persen berasal dari Cina, baik yang diproduksi di Thailand maupun impor. (Anp/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id