Mobil Listrik Asal Cina Makin Tergencet, Kanada akan Berlakukan Tarif Impor 100 Persen

Ilustrasi, pengecasan daya baterai mobil listrik - dok.Istimewa

Vancouver, Mobilitas – Setelah 3 Juli lalu Uni Eropa menyatakan penerapan tarif impor mobil listrik asal Cina sebesar 36,3 persen yang menyusul kebijakan Amerika Serikat (yang pada 14 Mei lalu) menerapkan tarif impor 100 persen, kini giliran Kanada.

Laporan Reuters yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Selasa (27/8/2024) menyebut pemerintah Kanada telah menetapkan keputusan yang menyatakan bahwa kebijakan tarif impor tersebut mulai berlaku 1 Oktober 2024.

“Kebijakan bea masuk (tarif impor) ini juga berlaku bagi mobil Tesla yang diproduksi di Shanghai (Republik Rakyat Cina),” tulis Reuters.

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menyatakan kebijakan penerapan tarif impor sebesar itu merupakan bagian dari upaya untuk menekan impor dari Negeri Tirai Bambu. Dia menduga banjirnya produk impor dari Cina (terutama mobil listrik) ada unsur kesengajaan dari pemerintah setempat (Cina), karena di Cina ada kelebihan produksi.

Tesla Model Y yang diproduksi di Shanghai, Cina – dok.Istimewa via The Drive

“Saya pikir semua orang tahu bahwa Cina tidak mempunyai aturan yang asam (soal ekspor impor ini). Tetapi, yang terpenting, kita melakukannya secara selaras dan paralel dengan kondisi ekonomi negara lain di seluruh dunia,” papar Trudeau di sela rapat kabinet, di Halifax, Nova Scotia, Kanada, Senin (26/8/2024).

Data Kementerian Perdagangan Kanada memperlihatkan sepanjang tahun 2023 lalu, total jumlah mobil asal Cina yang masuk ke Kanada mencapai 44.356 unit. Jumlah ini meroket hingga 460 persen dibanding tahun 2022.

Kabarnya, peningkatan tersebut didorong oleh lonjakan impor mobil Tesla yang diproduksi di Shanghai, Cina. Sementara keterangan dalam data Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Selasa (27/8/2024) menyebut sepanjang tahun 2023 lalu, Tesla Inc di Cina memproduksi mobil listrik (Model 3 dan Model Y) hampir 950.000 unit.

“Dari jumlah produksi itu mayoritas dijual di Cina. Sementara yang diekspor hanya sepertiga dari total produksi. Ekspor mobil tersebut ke Asia, Australia, benua Amerika, dan Eropa ,” bunyi keterangan itu. (Anp/Aa)