Beijing, Mobilitas – Smart yang didirikan pada tahun 1994 di Stuttgart, Jerman (namun pabriknya berada di Hambah, Prancis) itu pernah menjadi bagian dari Damiler AG, perusahaan induk Mercedes-Benz.
Namun sejak tahun 2019 ketika Mercedes-Benz meneken perjanjian kongsi dengan Zhejiang Geely Holding Group, Smart menjadi bagian dari. Sebab Mecedes-Benz dengan pabrikan Cina itu membentuk perusahaan baru bernama Smart Automobile Co.Ltd yang berkantor di Ningbo, Republik Rakyat Cina.
Lantas bagaimana penjualannya di Negeri Tirai Bambu di tahun 2024 ini? Data Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Minggu (29/12/2024) menunjukkan selama Januari – November penjualan mobil Smart ke konsumen (penjualan ritel) di Negeri Tirai Bambu itu anjlok.
Totalnya hanya 29.143 unit, anjlok 24,7 persen dibanding total penjualan ritel selama periode sama di tahun 2023. Padahal, di bulan November saja penjualan ritel merek itu melonjak 48,6 persen dengan total 3.848 unit.
Sekadar informasi, Smart versi baru ini juga telah msuk ke Indonesia melalui PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia (IIDI), yang merupakan agen pemegang merek Mercedes-Benz di Indonesia.
Merek itu memperkenalkan dua varian yang telah dijajakan Smart di Cina dan di sejumlah negara Eropa, yakni Smart #3 Premium dan Smart #3 Brabus. Model itu diboyong ke hajatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024.
Namun, mobil yang diluncurkan pada Juli 2024 itu, ternyata belum diketahui kinerja penjualannya. Sebab, belum ada informasi di data penjualan Gabungan industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), hingga november 2024. (Din/Aa)