Singapura, Mobilitas – Republik Singapura, negara dengan luas 137 kilometer persegi yang didiami oleh 6,01 juta jiwa penduduk ternyata memiliki catatan penjualan mobil yang relatif stabil. Menariknya, mobil buatan pabrikan Eropa – khususnya Jerman, seperti Mercedes-Benz (Mercy) dan Bayerische Motoren Werke (BMW) – jumlahnya cukup mendominasi.
Setidaknya, itu terlihat dari data Kementerian Transportasi Negeri Merlion tersebut, yang dinukil Mobilitas, Senin (28/2/2022). Sepanjang tahun 2021 kemarin misalnya, dari total penjualan mobil yang sebanyak 44.465 unit, mobil Mercy dan BMW menempati urutan kedua dan ketiga terbanyak.
Meski demikian, juara penjualan alias terlaris masih mobil merek asal Asia yakni Toyota. Mobil buatan pabrikan Jepang itu terjual sebanyak 9.633 unit. Sedangkan Mercy dan BMW masing-masing membukukan penjualan sebanyak 6.421 unit dan 5.255 unit.
Setelah itu terdapat Honda yang laku sebanyak 4.815 unit, Hyundai 2.861 unit, Mazda 2.366 unit, dan Audi 1.975 unit. Lalu Nissan 1.821 unit, Kia 1.435 unit, Tesla 924 unit, dan Volkswagen 915 unit.
Analis industri di Singapore Stock Exchange (SSE) Jason Lee menyebut, meski secara jumlah saban tahunan relatif kecil dibanding penjualan di negara-negara lain, namun penjualan mobil di Singapura termasuk yang dinamis.
“Otoritas Transportasi negara ini memberlakukan ketentuan pembatasan usia mobil maksimal 10 tahun setelah produksi. Sehingga, kebutuhan mobil terus terjadi di masyarakat,” papar dia seperti dilansir The Asia Business, belum lama ini.
Dengan sistem seperti itu, maka perdagangan di sektor otomotif terus terjadi. Denyut bisnis diler terus berlangsung, begitu pula dengan sektor keuangan.Dan satu hal lagi, menjaga keseimbangan ekologi dengan keseimbangan ekologi melalui pengurangan polusi yang umumnya disumbang sektor transportasi juga terus terjaga.
“Singapura memberlakukan pajak yang sangat tinggi untuk kendaraan bermotor,” papar Lee.
Walau, sejatinya, dalam dua tahun terakhir yakni di tahun 2020 dan 2021, penjualan mobil di negara itu merosot tajam. Data Kementerian Transportasi memperlihatkan di tahun 2020 penjualan mobil hanya 44.465, jumlah itu anjlok dibanding tahun 2019 yang masih mencapai 72.344, apalagi tahun 2017 yang sebanyak 91.922 unit.
Ihwal kemerosotan penjualan mobil di dua tahun terakhir itu, Jason Lee mengatakan karena jumlah penduduk Singapura di tahun itu – atau setelah badai pandemi Covid-19 menerjang dunia termasuk Singapura – menurun. Maklum, 42% penduduk Singapura merupakan warga asing yang tinggal di negara itu dengan izin khusus.
“Karena singapura merupakan negara kota kosmopolitan yang bertumpu pada sektor jasa keuangan, perdagangan, investasi, dan teknologi, maka banyak warga negara asing yang membuka kantor dan tinggal di negara ini. Namun, semenjak pandemi (Covid-19) mereka banyak yang bekerja jarak jauh dan masih tinggal di negaranya,” jelas Lee. (Fan/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id