Jakarta, Mobilitas – Mengantuk dan tertidur sesaat (microsleep) merupakan salah satu penyebab kecelakaan lalu-lintas terbanyak di Indonesia. Maklum, kendati kondisi seseorang tertidur sesaat (microsleep) itu terjadi hanya dalam hitungan detik namun akibatnya sangat fatal.
“Dari kasus-kasus kecelakaan maut yang diinvestigasi oleh KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) menunjukkan kejadian yang dikibatkan oleh microsleep ini cukup dominan. Ini termasuk faktor human error. Data memperlihatkan kecelakaan maut yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir 35 persen lebih dikarenakan pengemudi mengalami microsleep,” papar investigator senior KNKT, Achmad Wildan, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Jumat (22/3/2025).
Wildan menjelaskan dari penelusuran lebih lanjut diketahui, pengemudi kendaraan mengalamu fenomena terlelap sesaat itu dikarenakan kelelahan dan kurang tidur. Oleh karena itu, menjaga kebugaran fisik dan menyiapkan diri dengan tidur yang cukup serta berkualitas menjadi kunci untuk menghindari fenomena itu terjadi.
“Apalagi saat mudik lebaran ini harus mengemudi di perjalanan panjang menempuh jarak yang jauh. Siapkan diri dengan baik,” kata Wildan.
Sementara itu, dokter Fachrudin Amri yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Sabtu (22/3/2025) menyarankan agar tidur minimal 7 – 8 jam sebelum mengemudi dalam perjalanan mudik lebaran. “Karena tidur merupakan cara terbaik untuk membuat tubuh tetap bugar dan menghindarkan diri mengantkr saat berkendara,” kata dia.
Kedua, konsumsi makanan sehat yang banyak mengandung serat. Jangan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan berminyak jenus seperti gorengan.
“Jika berkendara malam hari atau tidak dalam kondisi puasa, minumlah air putih yang banyak. Karena kekurangan cairan memicu tubuh melemh dan fungsi organ-organ tubuh yang vital menurun. Kondisi seperti itu memicu kelelahan dan mengantuk,” tandas Fachrudin.
Ketiga, beristirahatlah jika setelah beberapa jam. Hal ini untuk menjaga agar tidak mengalami kejenuhan yang memicu terjadinya rasa kantuk.
“Beristirahatlah di rest area. Tidak hrus lama cukup 20 – 30 menit sudah cukup. Dengan istirhat, maka fungsi syaraf sensorik dan motorik tetap terjaga dalam kondisi fit 100 persen,” jelas Fachrudin.
Keempat, upayakan ada teman untuk mengobrol selama dalam perjalanan. Minimal, ada suara musik yang energik yang Anda sukai agar terhindar dari kejenuhan di tengah perjalanan. (Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id