Jakarta, Mobilitas – Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengingatkan kepada masyarakat yang akan melakukan mudik lebaran dengan menggunakan kendaraan pribadi. Mereka diminta tak abai atau menganggap sepele kelelahan dan kesiapan kendaraan.
Seperti diungkapkan Ketua Bidang Advokasi MTI, Djoko Setijowarno, dua hal itu sangat ditekankan lembaganya agar diperhatikan oleh masyarakat, karena kerap menjadi biang keladi kecelakaan.
“Data riset yang dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menunjukkan sekitar 80% kecelakaan lalu lintas darat yang terjadi selama ini disebabkan oleh kelelahan. Oleh karena itu, faktor ini perlu diperhatikan dalam menempuh perjalanan. Apalagi perjalanan jauh hingga jarak ratusan kilometer,” papar dia saat dihubungi Mobilitas, dari Jakarta, Jumat (15/4/2022).
Kelelahan yang dimaksud, lanjut Djoko, bukan semata-mata kelelahan fisik semata tetapi juga psikis, yang mana keduanya saling berkaitan. Kelelahan psikis bisa berujung stres dan menguras energi, sehingga daya tahan fisik pun akan tergerus alias melemah.
Begitu pun sebaliknya, kelelahan fisik akan berdampak pada menurunnya daya tahan psikis. Mudah marah, bosan, hingga mengantuk dan kemampuan syaraf sensorik maupun motorik menurun.
“Dua-duanya kalau terjadi saat kita berkendara, akan sangat berbahaya. Sehingga, berisiko membahayakan diri sendiri, keluarga yang ikut serta dalam kendaraan, maupun orang lain,” kata pengajar Fakultas Teknik Unika Soegijapranata, Semarang, itu.
Terlebih, kelelahan psikis bisa diakibatkan oleh kemacetan lalu-lintas tetapi juga oleh antrean panjang yang kerap terjadi saat mengisi bahan bakar di SPBU atau parkir, bahkan karena kendaraan yang tidak nyaman. Oleh karena itu, penyiapan kendaraan agar dalam kondisi prima dan siap dipakai melakukan perjalanan jauh adalah wajib hukumnya.
“Mulai dari tekanan angin ban, rem, AC, lampu, wiper, hingga bagian kaki-kaki perlu disiapkan. Tetapi, yang paling penting adalah melakukan istirahat setiap habis melakukan perjalanan selama empat jam,” tandas Djoko.
Dia menyarankan sebisa mungkin memilih jadwal waktu keberangkatan yang tepat, yakni di saat volume arus lalu-lintas tak padat atau di saat masa puncak arus mudik. Pasalnya, jumlah pemudik tahun ini diperkirakan membeludak, setelah dua tahun masyarakat tak diizinkan untuk melakukan mudik lebaran karena alasan demi menghindari pandemi Covid-19.
Hasil survei paling akhir ( 22 – 31 Maret 2022) yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemnterian Perhubungan menunjukkan sebanyak 85,5 juta orang menyatakan akan melakukan perjalanan mudik Lebaran. Dari jumlah itu, sebanyak 39,8 juta orang akan menggunakan kendaraan pribadi, yakni dengan mobil pribadi 22,9 juta orang dan motor 16,9 juta orang. (Yan/Aa)