Jakarta, Mobilitas – Penjualan mobil Suzuki di Jepang – yang merupakan kampung halamannya sendiri – selama Januari hingga Mei tahun 2022 ini tercatat ambles cukup dalam dibanding lima bulan pertama tahun 2021. Seretnya pasokan semikonduktor (chip) disebut sebagai biang keladi anjloknya penjualan itu.
Data di Asosiasi Dealer Mobil Jepang (JADA) dan Asosiasi Pabrikan Mobil Jepang (JAMA) yang dikutip Mobilitas, Jumat (10/6/2022) menunjukkan, sepanjang Januari hingga Mei total penjualan yang dibukukan mobil Suzuki sebanyak 240.713 unit. Jumlah itu anjlok 21,1 persen dibanding periode sama tahun 2021.
Selama bulan Mei saja, merek berlambang huruf “S” itu berhasil mengoleksi angka penjualan sebanyak 41.893 unit. Jumlah ini lebih kecil 12,5 persen dibanding jumlah yang berhasil dikoleksinya di bulan yang sama tahun lalu.
Sementara di Indonesia, selama empat bulan pertama atau dari Januari – April tahun ini, penjualan mobil Suzuki ke dealer (wholesales) maupun ke konsumen (ritel) naik sangat tipis. Penjualan ritel yang dikantongi sebanyak 27.730 unit alias meningkat 2,4 persen.
Sedangkan total angka penjualan ritel yang berhasil diraup selama kurun waktu yang sama, sebanyak 28.171 unit. Jumlah iru meningkat 1,4 persen dibanding jumlah penjualan ritel yang berhasil dikoleksi selama periode sama tahun 2021.
Sekadar catatan, di Jepang sejumlah mobil andalan Suzuki penjualannya rontok selama lima bulan pertama tahun ini. Mobil-mobil itu adalah:
Suzuki Solio: 14.295 unit (ambles 42,29 persen)
Suzuki Xbee: 4.789 unit (29,4 persen)
Suzuki Jimny Wagon: 7.789 unit (3,8 persen)
Suzuki Spacia: 38.895 unit (43,8 persen)
Suzuki Hustler: 29.314 unit (28,5 persen)
Suzuki Alto: 28.893 unit (8,8 persen)
Suzuki Jimny: 17.947 unit (9,2 persen)
Suzuki Every Wagon: 5.439 unit (38,8 persen)
Sumber:JADA, JAMA (Din/Aa)