Jakarta, Mobilitas – Keberadaan dan kualitas kondisi oli juga sangat penting di sistem transmisi manual mobil.
Oleh karena itu, seperti dikatakan Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL), Brahma Putra Mahayana, menjaga kualitas dan melakukan penggantian secara rutin oli transmisi bukan hanya sekadar memaksimalkan sistem kerja transmisi namun juga menjaga kondisi komponen-komponennya.
“Penggantian oli secara rutin dan tepat waktu dapat memberikan dampak yang baik terhadap komponen transmisi yang ada di kendaraan. Oli transmisi sendiri memiliki fungsi untuk menjaga komponen di dalamnya tetap ideal,” papar Brahma dalam keterangan resmi yang dikutip Mobilitas, Selasa (27/12/2022).
Jika oli tak diganti meski sudah saatnya, maka masalah akan muncul. Dan bahkan, jika dibiarkan, maka masalah akan semakin bertambah dan sistem transmisi pun rusak atau rontok.
“Masalah yang timbul bisa perpindahan gigi terasa keras dan akan terasa susah untuk diganti. Masalah ini memang bisa karena kampas kopling yang tipis. Tetapi juga seringkali karena oli transmisi yang jelek,” jelas Brahma.
Anjuran kapan oli harus diganti, bisa dilihat langsung dari buku panduan pemilik. Umumnya, mobil manual disarankan mengganti oli transmisi setiap 40.000 kilometer (km).
Namun, untuk kendaraan dengan penggunaan yang rutin dengan jarak tempuh jauh, Brahma menyarankan pergantian oli transmisi mobil manual sebaiknya dipercepat. “Bisa 20.000 km atau 25.000 km,” tandas dia.
Sedangkan untuk mengetahui kapan harus mengganti oli transmisi, pemilik kendaraan bisa mengeceknya melalui dipstick. Begitu juga ketika mendengar suara dengung yang muncul dari bagian bawah mobil.
“Suara itu biasanya terjadi karena adanya kontak antar gir, tanda kalau kualitas oli transmisi sudah menurun. Begitu pula saat muncul getaran saat mobil sedang idle. Segera cek kondisi oli transmisinya,” imbuh dia. (Jrr/Aa)