Washington, Mobilitas – Lembaga Keselamatan Lalu-lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat itu menyebut informasi tentng fitur Full Service Driving (FSD) Tesla sebagai sebuah fitur robotaxi yang tidak membutuhkan keterlibatan manusia terlalu berlebihan.
Laporan Reuters dan The Detroit Bureau News yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Minggu (10/11/2024) menyebut dalam surat elektronik (email) yng dikirim ke Tesla Inc pada 14 Mei lalu dan dipublikasikan pada Jumat (7/11/2024) informasi yang diunggah Tesla melalui media sosialnya dapat mendorong orang melihat FSD sebagai robotaxi.
Informasi itu dinilai melebih-lebihkan fungsi FSD dan menjadikan orang berpersepsi bahwa fitur itu merupakan fitur pintar mobil otonom yang mampu menyesuaikan dengan berbagai keadaan dan tak perlu intervensi pengemudi. Padahal, sejatinya hal itu tak sepenuhnya benar dan berpotensi menyesatkan.
“Orang mempersepsi salah, karena melihatnya sebagai robotaxi ketimbang sebagai fitur bantuan mengemudi atau otomatisasi parsial yang juga masih memerlukan perhatian terus-menerus dan intervensi secara berkala dari pengemudi,” bunyi keterangan NHTSA.
Tujuan NHTSA merilis email tersebut ke publik untuk meminta jawaban atas pertanyaan dalam penyelidikan atas empat kasus kecelakaan sejumlah mobil Tesla yang terjadi pada tahun 2023 lalu. Kecelakaam itu ditengarai karena adanya masalah pada fitur FSD.
Pada Oktober di tahun tersebut NHTSA telah membuka penyelidikan terhadap 2,4 juta mobil Tesla terkait masalah fitur bantuan mengemudi itu. Dan dengan email itu, NHTSA mempertanyakan serangkaian aspek keamanan yang dijanjikan dalam fitur FSD.
“Terutama terkait dengan potensi kegagalan sistem bantuan pengemudi dalam menjalankan fungsinya. Termasuk mendeteksi dan merespons dengan tepat dalam situasi tertentu di mana visibilitas jalan berkurang yang dapat membatasi kemampuan FSD untuk beroperasi dengan aman,” bunyi email NHTSA tersebut.
Tesla memiliki waktu hingga tanggal 18 Desember 2024 untuk memberi jawaban. Jika gagal menepati batas tenggat tersebut, maka Tesla bisa dikenai sanksi denda maksimum sebesar US$ 135,8 juta. (Anp/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id