Yokohama, Mobilitas – Pabrikan mobil terbesar ketiga di Jepang (setelah Toyota dan Honda) itu belum lama ini mengumumkan telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 9.000 orang karyawannya di berbagai belahan dunia.
Laporan Financial Times yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Rabu (27/11/2024) menyebut PHK karyawan itu dilakukan seiring dengan pengurangan kapasitas produksi hingga 20 persen. Bahkan, pabrikan asal Yokohama, Kanagawa, Jepang itu juga telah memotong gaji para eksekutifnya.
Meski begitu, ternyata kinerja penjualan masih belum membaik, malah sebaliknya. Sehingga, laba pun diperkirakan semakin merosot dan kondisi semakin sulit yang mengarah ke kebangkrutan.
Nissan kini sangat membutuhkan uluran tangan investor agar tetap bisa bertahan. “Kini, kami hanya memiliki waktu 12 hingga 14 bulan untuk bertahan hidup. Ini akan sulit. Dan pada akhirnya, kami membutuhkan Jepang dan Amerika Serikat agar menghasilkan pendapatan,” ungkap salah satu pejabat senior Nissan.
Sebelumnya, laman Carscoops menyebut salah pabrikan otomotif yang kemungkinan mengulurkan tangan kepada Nissan adalah Honda. Sebab, pada Agustus 2024 kedua pabrikan telah meneken kesepakatan kerjasama untuk membuat mobil listrik.
Sementara, bagi bekas Chief Executive Officer Nissan, Carlos Ghosn, kesepakatan tersebut bukan sekadar kesepakatan membuat mobil listrik, tetapi sebagai langkah awal pengmbil alihan Nissan oleh Honda. Tetapi, apapun alasannya, kini Nissan memang sangat membutuhkan uluran tangan investor.
Padahal, sejatinya, penjualan mobil Nissan juga tidk buruk-buruk amat. Khususnya di Jepang dan Cina. Data Asosiasi Dealer Mobil Jepang (JADA) yang disitat Mobilitas di Jakarta, Rabu (27/11/2024) menunjukkan selama Januari – Oktober 2024, Nissan di Jepang masih mengantongi angka penjualan sebanyak 405.927 unit.
Penjualan Nissan itu hanya susut 0,5 persen jauh lebih kecil ketimbang ambrolnya penjualan Toyota yang mencapai 15 persen, Honda yang sebesar 18 persen, serta Suzuki yang ambrol 11 persen. Nissan masih bertengger di urutan keempat dalam daftar pabrikan dengan penjualan terbanyak.
Sedangkan di Cina (yang merupakan pasar mobil terbesar di dunia) data Asosiasi Pabrikan mobil Cina (CAAM) yang dikutip Mobilitas, Rabu (27/11/2024) memperlihatkan, di sepuluh bulan pertama Nissan melego mobilnya ke konsumen (penjualan ritel) sebanyak 501.929 unit. Jumlah itu naik tipis 1,5 persen dibanding total penjualan ritel selama periode sama di tahun 2023. (Din/Aa)