Seoul, Mobilitas – Perkembangan teknologi kecerdasan mobil kini tak berhenti pada teknologi otonom (mobil melaju tanpa campur tangan supir) atau sistem bantuan canggih kepada pengemudi (ADAS) saja, tetapi juga lebih jauh dari itu.
Kini, sejumlah pabrikan diketahui tengah mengembangkan teknologi biometrik – melalui pengenalan wajah atau sidik jari orang yang diberi hak atas kendaraan – untuk mengoperasikan mobil dan fitur-fitur yang ada di dalamnya.
Seperti dilaporkan Fox News dan Business Korea, belum lama ini, pabrikan mobil listrik Tesla Inc misalnya, diketahui telah mengembangkan teknologi pengenalan wajah pengemudi (pemilik mobil atau mereka yang diberi izin) untuk mengoperasikan teknologi ADAS di mobil Tesla Model 3 dan Model Y.
Bahkan, pengenalan wajah dan sidik akan menjadi proteksi bagi mobil. Ketika mobil dicuri atau hilang, maka dengan rekaman wajah atau sidik jari tersebut lokasinya akan dengan mudah ditemukan.
“Penggunaan mobil maupun fitur-fiturnya tidak akan bisa selain oleh orang dengan wajah atau sidik jari yang dikenali oleh mobil. Data yang difilmkan disimpan dan diproses dalam perangkat penyimpanan di kendaraan secara aman dan tidak akan bisa disalahgunakan pihak lain,” tulis Fox News.
Sementara, Kia Motor melalui sedan besar Kia K9 menerapkan sistem pengenalan sidik jari orang yang dipersonalisasi. Setelah mengenali sidik jari atau wajah pengemudi (yang telah diotentifikasi), kendaraan dapat secara otomatis mengatur posisi kursi dan kaca spion samping dan pengatur suhu ruangan (AC) sesuai perintah (suara) pengemudi.
Respon konsumen
Manfaat lain teknologi ini adalah mampu mengubah fungsi perangkat digital. Misalnya, mengubah frekwensi gelombang radio atau tingkatan volume suara. Bahkan pengoperasian fitur-fitur keamanan seperti Adapatice Cruise Control, tanpa sentuhan tombol sama sekali, dan lain-lain.
Fungsi-fungsi biometrik untuk keperluan itulah yang kini dikembangkan pabrikan mobil asal Cina, Changan Automobiles of China. Pabrikan itu mengembangkan teknologi interface layar ganda yang dilengkapi dengan pengenalan wajah dan teknologi interaksi suara.
Sedangkan pabrikan elektronik kondang asal Taiwan, Foxconn, bersama Stellantis tengah menguji teknologi otentikasi biometrik dan perintah jarak jauh dalam augmented reality.
Selain untuk mobil buatan Stellantis (aliansi merek mobil Fiat-Chrysler Automobile dengan Groupe PSA) nantinya juga digunakan pabrikan mobil lainnya.
Teknologi mendapatkan respon positif dari konsumen, khususnya mobil-mobil segmen atas. Maklum, selain membuat nyaman pengguna karena operasional fitur bisa akurat dan mudah, teknologi ini juga bertujuan untuk meningkatkan keamanan.
Hasil survei yang dilakukan oleh lembaga riset Deloitte menunjukkan, 69% pembeli mobil tertarik dengan teknologi itu. Bahkan di India, seperti dilaporkan Finacial Express, 81% responden mengaku tertarik. (Swe/Aa)