London, Mobilitas – Industri otomotif pembuat mewah di dunia, hampir setengah lebih ada di benua Eropa. Kini, merek tengah berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan tatanan baru dalam produk yang ramah lingkungan yang ditetapkan oleh Komisi Eropa dalam rangka menuju kondisi netral karbon (tanpa emisi gas CO2) pada tahun 2050 nanti.
Bahkan, seperti dilaporkan media penyiaran publik Jerman, Deutsche Welle, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen secara tegas menyatakan Uni Eropa akan mengurangi emisi karbon hingga 55% – dibanding level di tahun 1990 – pada pada tahun 2030 nanti.
“Uni Eropa menargetkan untuk menjadi netral karbon pada tahun 2050. Saat ini Eropa telah membuat kesepakatan hukum untuk mencapai target tersebut,” papar von der Leyen.
Artinya, semua produk yang menghasilkan emisi CO2 bakal lenyap di benua tersebut. Kalau pun pabrikan masih nekat membuat dan menjajakan, dipastikan tak bakal laku karena tak ada konsumen yang sudi membeli karena memang tak bisa dipakai.
Fakta inilah yang memantik para pengelola pabrikan mobil – tak terkecuali mobil kalangan atas atau mobil mewah – untuk segera bergegas menuju era itu, beradaptasi. Karena, mereka juga tak ingin musnah tinggal nama karena produknya tak laku.
Kini, sejumlah pabrikan tercatat telah mengumumkan tekad dan targetnya untuk memproduksi dan menjual mobil listrik. Karena pilihan memang hanya dua, beradaptasi atau tersingkir lalu layu dan kemudian mati.
Aston Martin hingga Bentley
Seperti dilaporkan laman China Daily dan Reuters, Jumat (22/10/2021), Chief Executive Officer (CEO) pabrikan mobil mewah asal Inggris – Aston Martin – Tobias Moers dalam Reuters Events Automotive Summit tegas-tegas menyatakan, pada tahun 2030 nanti setengah lebih mobil yang dijual Aston Martin adalah mobil listrik.
“Saya akan mengatakan minimal 50% dari penjualan kami pada tahun 2030 nanti adalah mobil listrik, bahkan mungkin lebih,” kata Moers, di London, Inggris, Selasa (19/10/2021).
Moers tak memungkiri kini otomotif global sedang berada dalam percepatan peralihan dari bahan bakar bensin dan diesel ke tenaga baterai. Pilihannya ada dua, mengikuti tren atau tertinggal dan mati.
Sebelumnya, di akhir September lalu, pabrikan asal Inggris lainnya – Rolls-Royce – juga mengumumkan hal yang sama. Dia menyatakan akan berhenti menjual kendaraan berbahan bakar bensin pada tahun 2030, untuk selanjutnya memproduksi dan menjajakan mobil listrik baterai.
Bahkan Rolls-Royce telah mengumumkan nama mobil listrik pertama buatannya, Spectre. Meski mobil itu baru akan dijual dua tahun mendatang.
Dua pabrikan asal Inggris itu bukanlah pabrikan yang secara tegas menyatakan akan hijrah ke mobil listrik. Produsen mobil lainnya, yakni Bentley – yang kini dimiliki Volkswagen (VW) – adalah produsen mobil mewah Inggris pertama yang mengumumkan rencana beralih ke mobil bertenaga dari setrum itu.
“Semua mobil Bentley akan menjadi mobil hybrid dan plug-in hybrid pada tahun 2026, lalu akan menjadi listrik murni atau listrik baterai pada tahun 2030,” ujar CEO Bentley, Adrian Hallmark, pada November 2020 lalu.
Produsen super car
Sedangkan pembuat super car asal Maranello, Italia – Ferrari SpA – telah meluncurkan mobil plug-in hybrid pertamanya pada bulan Juni lalu. Pabrikan berlambang kuda jingkrak ini menjanjikan model listrik penuh pertamanya akan hadir pada tahun 2025 nanti.
“Ini adalah proses yang telah dimulai beberapa tahun lalu. Kami sedang bekerja untuk mengatasi regulasi dan tugas mengurangi emisi,” kata Kepala Pemasaran dan Komersial Ferrari, Enrico Galliera.
Perusahaan lain milik VW – Porsche – bahkan telah menawarkan model listrik yang disebut Taycan ke berbagai belahan dunia. Lamborghini, merek lain milik Volkswagen, mengatakan akan meluncurkan mobil listrik pertamanya pada tahun 2025 nanti. (Jrr/Vto/Aa)