Seoul, Mobilitas – Dana bantuan senilai triliun won (atau sekitar US$ 2 miliar) yang diberikan kepada pabrikan mobil lokal itu dicairkan melalui program pinjaman Bank Pembangunan Korea (KDB).
Laporan kantor berita Yonhap yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (24/4/2025) menyebut seorang pejabat di Kementerian Ekonomi dan Keuangan mengatakan Korea Selatan merupakan salah satu negara yang paling terpukul dengan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menerapkan tarif 25 persen.
Maklum ekspor mobil ke AS jumlahnya selama ini mencapai hampir setengah dari total ekspor mobil Negeri Ginseng itu. Data berbicara, pada tahun 2024 lalu ekspor mobil Korea ke AS mencapai US$ 34,7 miliar, atau hampir setengah dari seluruh ekspor kendaraan Korea Selatan.
Para analis memperingatkan bahwa tarif baru yang diterapkan AS tersebut akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Korea. Sebab, harga mobil buatan pabrikan Korea akan melonjak.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Institut Penelitian Ekonomi IBK memperkirakan bahwa ekspor mobil Korea Selatan ke AS akan menurun sebesar 18,6 persen jika tarif itu diberlakukan.
Oleh karena itu, peningkatan daya saing dengan menurunkan biaya produksi mobil yang akan diekspor melalui pemberian bantuan dana darurat sangat dibutuhkan.
Pejabat lain yang dikutip Korea News Daily mengatakan, pemerintah Korea Selatan bahkan menyiapkan rencana membentuk dana strategis senilai 50 triliun won selama lima tahun ke depan untuk mendukung pengembangan teknologi mobilitas.
“Hal itu dimaksudkan sebagai respons terhadap meningkatnya ketidakpastian ekonomi menyusul dimulainya masa pemerintahan (Donald) Trump,” papar dia. (Din/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id