Pedia

Pahami, Ini Beda Transmisi Mobil AMT, AT, dan CVT

×

Pahami, Ini Beda Transmisi Mobil AMT, AT, dan CVT

Share this article
Ilustrasi, tuas transmisi AMT - dok.Istimnewa via Spinny

Jakarta, Mobilitas – Meski saat ini banyak orang telah banyak yang memilih mobil bertransmisi otomatis, namun tak sedikit di antara mereka yang masih belum memahami perbedaan di antara varian transmisi otomatis yang ada. Mulai dari Automatic Manual Transmission (AMT), Automatic Transmission (AT) dan Continously Variable Transmssion (CVT).

“Mobil matik menjadi pilihan belakangan ini karena mekanisme yang dilakukan pengemudi lebih sederhana. Salah satu keunggulan utama transmisi mobil matic adalah pengoperasiannya yang mudah, sebab jenis transmisi otomatis tidak bergantung pada pedal kopling untuk melakukan perpindahan gigi,” kata Instruktur Safety Driving Java Adventures, Poengki Eko Harianto, saat dihubungi belum lama ini.

Ada tiga jenis transmisi yang berteknologi otomatis. Pertama, AMT. Transmisi ini merupakan paduan antara transmisi manual yakni pengemudi mobil bisa memindahkan gigi atau gear – dengan cara manual – meski tanpa harus menekan kopling, tetapi digantikan oleh aktuator aktuator elektronis.

Komponen transmisi AMT – dok.Detroit Diesel

“Cara kerjanya seperti seperti perangkat transmisi sepeda motor bebek. Kan transmisi itu manual, tetapi ketika pengendara kendaraan itu maupun menambah atau mengurangi posisi gigi girboks kan enggak pakai kopling kan? Nah cara kerjasam transmisi AMT ini seperti itu. perpindahan gigi secara otomatis dilakukan Transmisssion Control Module (TCM),” kata Poengki.

Hanya, kata Poengki, banyak yang beranggapan transmisi jenis ini kurang nyaman, karena proses perpindahan gigi ada jeda sehingga dirasa lemot. Bahkan banyak yang menilai penylauran tenaga yang dihasilkan mesin ke roda oleh transmisi ini kurang responsif.

Transmisi otomotis atau Automoatic Transmission – dok.YourMechanic

Transmisi otomatis (AMT)
Transmisi AT Torque Converter adalah transmisi otomatis yang menggunakan tiga komponen yakni torque converters, planetary gear set, dan hydraulic control unit. Komponen pertama berfungsi sebagai pengubah torsi yang di transmisi manual dilakukan oleh kopling.

Sementara komponen kedua berfungsi untuk melakukan perpindahan gigi agar terjadi rasio gigi yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi laju mobil. Sedangkan komponen ketiga yakni hydraulic control unit yang bertindak mengontrol kopling.

Komponen transmisi otomotis atau Automatic Transmission – dok.Istimewa AxleAddict

Transmisi otomatis CVT
Sesuai dengan namanya, sistem operasi transmisi ini menggunakan perangkat puli dan sabuk baja sebagai komponen utama penggerak transmisi. Keunggulan transmisi ini adalah komponen utamanya – yang terdiri dari puli pemutar dan sabuk baja – tidak membutuhkan banyak pelumasan.

“Ini berbeda dengan transmisi otomatis biasa atau AT yang seluruh gigi wajib dilumasi,” jelas Poengki.

Selain itu, transmisi matik AT membutuhkan oli dengan spesifikasi lebih berat ketimbang transmisi CVT. Karena itu, tetap memperhatikan rekomendasi dari pabrikan untuk spesifikasi wajib diperhatikan.

Tuas transmisi CVT – dok.Germain Honda of Ann Arbor

“Ini harus dicermati. Jangan sampai tertukar atau salah pilih oli. Karena umumnya oli transmisi matik biasa atau AT tingkat pelumasannya tinggi. Kalau transmisi CVT menggunakan oli untuk transmisi AT bisa selip dan tenaga langsung terasa kurang. Atau bahkan mobil enggak bisa jalan kalau sudah parah,” papar Poengki.

Keunggulan lainnya dari transmisi CVT adalah, perpindahan gigi rasio berlangsung secara lebih halus dan menyesuaikan dengan putaran mesin. “Bahkan saking halusnya, terkadang perpindahan gigi transmisi itu tidak terasa oleh pengemudi,” kata Poengki.

Pasalnya, hentakan saat perpindahan gigi sangat rendah. Dengan transmisi CVT itu tidak perlu putaran mesin (rpm) tinggi untuk mendapatkan tenaga besar.

Bagian-bagian atau komponen transmisi CVT – dok.Samarins.com

“Sehingga, kalau dilihat tingkat konsumsi bahan bakarnya, mobil bertransmisi CVT lebih irit. Sebab sangat jarang membutuhkan rpm (putaran mesin per menit) tinggi saat melibas berbagai lintasan,” ucap Poengki. (Swe/Aa)